AS Umumkan Pengiriman Senjata Baru untuk Ukraina

Washington(MedanPunya) Pemerintah Amerika Serikat kembali mengumumkan pengiriman persenjataan baru untuk pasukan Ukraina yang berperang melawan Rusia. Senjata tersebut termasuk amunisi untuk peluncur roket HIMARS dan senjata artileri.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada wartawan, paket baru senilai US$ 550 juta tersebut akan “mencakup lebih banyak amunisi untuk sistem roket canggih mobilitas tinggi atau dikenal sebagai HIMARS, serta amunisi untuk artileri”.

Bantuan tersebut termasuk 75.000 butir amunisi artileri 155 mm, menurut pernyataan dari Pentagon.

“Untuk memenuhi persyaratan medan perangnya yang terus berkembang, Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitranya untuk menyediakan kemampuan utama bagi Ukraina,” demikian pernyataan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS.

Ini menjadikan total bantuan militer yang diberikan ke Ukraina sejak Presiden AS Joe Biden menjabat kini menjadi lebih dari US$ 8,8 miliar, menurut Pentagon.

Bantuan senjata sebelumnya dari Amerika Serikat ke Ukraina termasuk radar kontra-artileri, rudal anti-tank Javelin, helikopter buatan Uni Soviet, peluru dan kendaraan lapis baja ringan.

Kirby juga memuji pengiriman pertama gandum Ukraina yang berangkat dari pelabuhan Odessa pada hari Senin (1/8) waktu setempat.

Itu adalah pengiriman pertama sejak invasi Rusia di Ukraina dimulai. Pengiriman ini merupakan bagian dari kesepakatan penting yang dimediasi oleh PBB dan Turki untuk mencabut blokade Angkatan Laut Moskow di Laut Hitam.

“Kami jelas menyambut langkah penting ini dan kami berharap untuk melihat lebih banyak kapal berangkat dalam beberapa hari mendatang untuk melakukan perjalanan ke pasar dunia dengan produk pertanian seperti biji-bijian, gandum, minyak bunga matahari dan jagung,” kata Kirby kepada wartawan.

Penghentian pengiriman selama lima bulan dari Ukraina — salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia — telah berkontribusi pada melonjaknya harga pangan, yang memberikan pukulan keras bagi negara-negara termiskin di dunia.

Pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Perang tersebut telah menewaskan ribuan orang, memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka dan menimbulkan kekhawatiran akan bencana nuklir.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version