China Sebut Menlu AS Mike Pompeo Seperti “Belalang Sembah”

Hong Kong(MedanPunya) China pada Senin (18/1) menyamakan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dengan seekor “belalang sembah” dalam berbagai kecaman terhadap sanksi AS yang dipicu oleh penangkapan masal aktivis pro-demokrasi Hong Kong oleh pemerintah otoriter.

Pompeo adalah salah satu kabinet pemerintahan Trump yang paling vocal kritik China.

Menlu AS ini menghabiskan hari-hari terakhir jabatannya dengan melakukan beberapa langkah yang membekukan Beijing, menjelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada Rabu pekan ini.

Beberapa langkah diplomatiknya, di antaranya yaitu sanksi baru terhadap 6 pejabat yang termasuk satu-satunya perwakilan Hong Kong untuk badan legislatif tertinggi China.

Langkah itu untuk merespons penangkapan 55 aktivis pro-demokrasi baru-baru ini di bawah UU Keamanan Nasional baru.

“Perkembangan Hong Kong dari kekacauan menuju stabilitas tidak dapat dihentikan,” kata Kantor Urusan Hong Kong dan Makau di Beijing dalam merespons sanksi dari AS, pada Senin (18/1).

“Orang-orang seperti Pompeo hanyalah belalang sembah yang menggelikan, yang berusaha dengan sia-sia untuk menghentikan roda sejarah yang berputar,” lanjutnya.

Ungkapan metafora tersebut berasal dari China kuno, yang menggambarkan kesia-siaan di mana belalang mencoba menghentikan kereta dengan kakinya.

Mengabaikan sanksi AS sebagai “trik politik ketika semua trik lainnya habis”, pihak China tersebut mendesak Pompeo untuk “mengakhiri pertunjukan”.

Ia merujuk pada akan berakhirnya masa jabatan Pompeo yang tinggal menghitung hari.

Pada Sabtu (16/1), pemerintah Hong Kong mengecam sanksi AS itu sebagai “gila, tidak tahu malu, dan tercela”, salah satu dari sejumlah pernyataan baru-baru ini dari otoritas di Hong Kong yang menyalurkan retorika yang digunakan oleh daratan otoriter.

Hong Kong dikejutkan oleh protes demokrasi yang besar dan sering kali disertai kekerasan selama 7 bulan pada 2019.

China menepis protes dan sejak itu mengawasi tindakan keras yang meluas di wilayah yang jadi pusat keuangan itu, termasuk memberlakukan undang-undang keamanan yang kejam tahun lalu yang mengkriminalisasi banyak perbedaan pendapat.

Sedikitnya 90 orang telah ditangkap berdasarkan undang-undang baru itu, sementara banyak lagi yang menghadapi dakwaan lain terkait dengan protes atau kampanye untuk demokrasi.

China mengatakan telah memulihkan stabilitas, sementara kritikus berpendapat Beijing telah melanggar janjinya bahwa Hong Kong akan tetap dapat mempertahankan kebebasan dan otonomi utama, ketika wilayah itu diserahkan kembali oleh Inggris.

AS sebelumnya telah menjatuhkan sanksi atas tindakan keras China di Hong Kong, termasuk terhadap pemimpin kota, Carrie Lam.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version