Kanselir Jerman: Putin Harus Akui Tak Bisa Menangkan Perang Ukraina

New York(MedanPunya) Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai hanya akan meninggalkan ‘ambisi kekaisarannya’ yang berisiko menghancurkan Ukraina dan Rusia, jika dia mau mengakui dirinya tidak akan bisa memenangkan perang yang terus berlangsung di Kiev.

Penilaian itu disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz saat berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Selasa (20/9) waktu setempat.

“Inilah mengapa kita tidak akan menerima perdamaian apapun yang didikte oleh Rusia dan inilah mengapa Ukraina harus mampu menangkis serangan Rusia,” tegas Scholz dalam pidatonya.

Disebutkan Scholz bahwa kembalinya imperialisme, dengan perang Putin berlanjut di Ukraina, tidak hanya akan menjadi bencana bagi Eropa tapi juga bagi tatanan perdamaian global yang berbasis aturan.

Dia pun menyerukan PBB untuk mempertahankan tatanan global itu dari siapa saja yang memilih adanya dunia di mana ‘yang kuat memerintah yang lemah’.

“Apakah kita hanya melihat tak berdaya saat sejumlah pihak ingin mengembalikan kita ke tatanan dunia di mana perang menjadi alat politik yang umum, negara-negara merdeka harus bergabung dengan negara-negara tetangga mereka yang lebih kuat atau penguasa kolonial, dan kemakmuran dan hak asasi manusia merupakan keistimewaan bagi segelintir orang yang beruntung?” tanya Scholz.

“Atau apakah kita mengelola bersama untuk memastikan dunia multipolar abad ke-21 tetap menjadi dunia multilateral? Jawaban saya, sebagai seorang warga Jerman dan warga Eropa, adalah: kita harus mengelolanya,” cetusnya.

Untuk bisa mencapai hal tersebut pada akhirnya, sebut Scholz, negara-negara di belahan selatan membutuhkan suara yang lebih besar dalam urusan dunia. Dengan tanggung jawab lebih besar, imbuhnya, akan datang keyakinan yang lebih besar.

Scholz juga mengumumkan Berlin akan menjadi tuan rumah konferensi rekonstruksi Ukraina pada 25 Oktober. Dia menegaskan Jerman akan membantu pemerintah Kiev dengan ‘biaya yang sangat besar untuk membangun kembali negara itu’.

***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Exit mobile version