Kim Jong Un: Korut Harus Siap untuk Dialog dan Konfrontasi dengan AS

Pyongyang(MedanPunya) Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un, menyatakan negaranya perlu bersiap untuk ‘dialog dan konfrontasi’ dengan Amerika Serikat (AS) di bawah pimpinan Presiden Joe Biden.

Dalam rapat pleno dengan komisi pusat Partai Buruh Korea pada Kamis (17/6) waktu setempat, Kim Jong-Un menguraikan strateginya untuk hubungan antara Korut dan AS dan ‘kecenderungan kebijakan untuk pemerintahan AS yang baru’.

“(Kim Jong-Un) Menekankan perlunya bersiap baik untuk dialog dan konfrontasi, terutama untuk sepenuhnya siap bagi konfrontasi demi melindungi martabat negara kita,” tegas Kim Jong-Un.

Kim Jong-Un juga menyebut bahwa persiapan diperlukan untuk secara kredibel menjamin ‘lingkungan yang damai’.

Tidak hanya itu, menurut KCNA, Kim Jong-Un juga ‘menyerukan secara tajam dan cepat bereaksi dan mengatasi situasi yang berubah dengan cepat dan memusatkan upaya-upaya untuk mengambil kendali yang stabil atas situasi di Semenanjung Korea’.

Korut telah menuduh pemerintah Biden mengupayakan ‘kebijakan yang bermusuhan’ dan menyebutnya sebagai ‘kesalahan besar’ saat dia menyatakan akan menghadapi ancaman program nuklir Korut ‘melalui diplomasi serta pencegahan yang keras’.

Tahun 2019 lalu, Korut sempat melontarkan pernyataan kasar soal Biden seharusnya ‘dipukuli dengan tongkat hingga tewas’.

Pendahulu Biden, Donald Trump, menjadi pemberitaan utama beberapa kali dengan menggelar pertemuan tatap muka yang bersejarah dengan Kim Jong-Un, meskipun kemajuan diplomatik yang dicapai dari pertemuan itu sangat kecil. Biden telah menegaskan bahwa dirinya tidak akan melanjutkan kebijakan Trump kecuali diubah secara drastis.

Gedung Putih menyatakan bahwa AS kini tengah mengupayakan ‘pendekatan praktis yang terkalibrasi’ — yang merujuk pada jargon diplomatik untuk sikap realistis moderat namun tetap berpikiran terbuka.

“Kami memahami bahwa upaya-upaya sebelumnya di masa lalu memiliki kesulitan-kesulitan dan kami mencoba untuk belajar dari itu,” ucap seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya.

Korut diketahui telah melakukan enam uji coba bom atom sejak tahun 2006. Rezim komunis ini berada di bawah serentetan sanksi internasional untuk program senjatanya yang dilarang.

Laporan pakar intelijen AS yang dirilis April lalu menyebut Korut bisa saja melanjutkan uji coba nuklir tahun ini sebagai cara memaksa pemerintahan Biden kembali ke meja perundingan.

“(Kim Jong-Un) Mungkin mengambil sejumlah tindakan agresif dan berpotensi mendestabilisasi untuk membentuk ulang lingkungan keamanan regional dan mendorong perpecahan antara Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya — hingga dan termasuk dimulainya kembali uji coba senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM),” demikian pernyataan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS.***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Exit mobile version