Gaza(MedanPunya) Beberapa warga Palestina yang terluka dalam insiden pengiriman bantuan ke Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel mulai menembak ketika mereka berusaha mendapatkan makanan untuk keluarganya.
Otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan 115 orang tewas dalam insiden pada Kamis (29/2).
Mereka menghubungkan kematian tersebut dengan tembakan Israel dan menyebutnya sebagai pembantaian.
Israel membantah angka tersebut dan mengatakan sebagian besar korban terinjak atau terlindas.
Namun, salah satu pejabat Israel juga mengatakan tentara melepaskan tembakan peringatan ke udara dan kemudian menembaki mereka yang tidak menjauh dan dianggap sebagai ancaman.
Ketika ditanya berapa banyak orang yang ditembak, Israel menyebut itu adalah tembakan terbatas.
Insiden tersebut menggarisbawahi runtuhnya distribusi bantuan yang tertib di wilayah Gaza yang diduduki pasukan Israel tanpa adanya pemerintahan dan badan utama PBB, UNRWA, dilumpuhkan penyelidikan atas dugaan hubungan dengan Hamas.
Empat saksi, yang berbicara di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza dalam video yang diperoleh Reuters, mengatakan mereka ditembaki pasukan Israel. Beberapa menggambarkan tank dan drone bersenjata terlibat dalam serangan tersebut.
Mahmoud Ahmad mengatakan dia mulai menunggu konvoi pada malam harinya, yang akhirnya tiba pada Kamis pagi.
Dia mengatakan bahwa rasa lapar memaksanya mengambil risiko pergi ke jalur pengiriman dengan harapan mendapatkan makanan untuk anak-anaknya.
Saat truk bantuan tiba di Gaza utara, dia pergi ke arah mereka, namun, katanya, sebuah tank dan drone quadcopter mulai menembak.
“Punggung saya terluka. Saya mengalami pendarahan selama satu jam sampai salah satu kerabat saya datang dan membawa saya ke rumah sakit,” katanya.
“Ketika bantuan masuk, tank dan quadcopter mulai menembaki orang-orang yang berkumpul, orang-orang yang pergi mencari makanan untuk diri sendiri dan anak-anaknya. Israel mulai menembaki kami,” ujarnya.***kps/mpc/bs