Washington DC(MedanPunya) Miliarder Elon Musk, seorang sekutu dekat Presiden AS Donald Trump, dijadwalkan akan menerima pengarahan dari Pentagon, Jumat (21/3), terkait rencana militer AS tentang kemungkinan perang dengan China. Hal itu dilaporkan New York Times, Kamis, dengan mengutip sejumlah pejabat AS.
Akses terhadap rencana militer yang sangat dirahasiakan itu akan menandai perluasan signifikan peran Musk sebagai penasihat Trump. Dia telah memimpin upaya pemotongan pengeluaran pemerintah federal AS.
Hal itu juga akan memicu pertanyaan tentang potensi konflik kepentingan bagi Musk, yang sebagai pemimpin Tesla dan SpaceX memiliki kepentingan bisnis di China serta dengan Pentagon.
Gedung Putih sebelumnya menyatakan, Musk akan mengundurkan diri jika muncul konflik kepentingan antara bisnisnya dan perannya dalam pemangkasan pengeluaran pemerintah federal.
Menurut laporan New York Times, pengarahan mengenai kemungkinan rencana perang dengan China berisi sekitar 20 hingga 30 slide yang menjelaskan bagaimana AS akan menghadapi konflik tersebut.
Pentagon mengonfirmasi, Musk akan berkunjung pada hari Jumat ini, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
“Departemen Pertahanan dengan senang hati menyambut Elon Musk di Pentagon pada hari Jumat. Ia diundang Menteri (Pete) Hegseth dan hanya sekadar berkunjung,” ujar juru bicara Pentagon.
Tidak diketahui apa alasan di balik keputusan Pentagon memberikan pengarahan soal isu sensitif itu kepada Musk. Dia tidak termasuk dalam struktur komando militer, dan bukan penasihat resmi Trump dalam kebijakan militer terhadap China.
Namun, ada kemungkinan Musk perlu mengetahui beberapa aspek dari rencana perang. Jika Musk dan tim pemangkasan anggaran dari Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) ingin memangkas anggaran Pentagon, mereka mungkin perlu mengetahui sistem senjata apa yang akan digunakan Pentagon dalam menghadapi China.
Contohnya kapal induk. Mengurangi pengadaan kapal induk di masa depan dapat menghemat miliaran dolar, yang bisa dialokasikan untuk drone atau senjata lain. Namun, jika strategi perang AS mengandalkan penggunaan kapal induk secara inovatif untuk mengecoh China, menghentikan produksi atau memensiunkan kapal yang ada bisa melemahkan rencana tersebut.
Perencanaan perang dengan China telah mendominasi pemikiran Pentagon selama beberapa dekade, jauh sebelum kemungkinan konfrontasi dengan Beijing menjadi pandangan umum di Capitol Hill. AS telah membangun angkatan udara, angkatan laut, dan angkatan luar angkasa—serta baru-baru ini angkatan marinir dan angkatan darat—dengan kemungkinan menghadapi China dalam peperangan.
Selama bertahun-tahun, hubungan Washington dan Beijing tegang karena perbedaan dalam berbagai hal, termasuk soal akses teknologi, tarif perdagangan, keamanan siber, TikTok, Taiwan, Hong Kong, hak asasi manusia, dan asal-usul Covid-19.***kps/mpc/bs