Tel Aviv(MedanPunya) Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pasukan militernya tidak akan ditarik mundur dari Jalur Gaza sampai mereka meraup “kemenangan total” atas Hamas. Penegasan itu disampaikan Netanyahu saat Hamas sedang mempertimbangkan proposal gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza.
Proposal gencatan senjata itu diajukan menyusul pembicaraan di Paris antara Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dengan Direktur CIA Williams Burns dan kepala badan intelijan Israel, Mossad, serta kepala intelijen Mesir.
Al Thani mengungkapkan bahwa pertemuan itu menghasilkan kerangka kerja untuk gencatan senjata bertahap, di mana sandera-sandera perempuan dan anak-anak akan dibebaskan terlebih dahulu, dan bantuan juga akan memasuki Jalur Gaza yang terkepung.
Disebutkan juga bahwa proposal itu mencakup pembebasan sandera yang ditahan Hamas dan pembebasan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya telah menerima proposal gencatan senjata itu dan kini dirinya sedang mempelajarinya, sebelum nantinya mengunjungi Kairo untuk mendiskusikannya.
Ditegaskan oleh Haniyeh bahwa prioritas kelompoknya adalah mengakhiri serangan Israel, yang telah memasuki bulan keempat, dan memastikan penarikan sepenuhnya pasukan Israel dari seluruh wilayah Jalur Gaza.
Menanggapi hal itu, Netanyahu yang berbicara saat berkunjung ke permukiman Yahudi di Tepi Barat menegaskan bahwa: “Kami tidak akan berkompromi untuk apa pun yang bukan kemenangan total.”
Dia menegaskan bahwa Israel akan mencapai semua tujuannya dalam operasi militer di Jalur Gaza, yang dilancarkan setelah Hamas menyerang secara mengejutkan pada 7 Oktober lalu.
“Itu berarti memusnahkan Hamas, mengembalikan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya.
Ditegaskan juga oleh Netanyahu bahwa sampai semua tujuan itu tercapai, tidak akan ada tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, memberikan komentarnya dengan menyebut pernyataan Netanyahu itu “membuktikan bahwa dia tidak tertarik dengan keberhasilan pertemuan Paris dan tidak peduli dengan nyawa para tahanan” atau sandera Israel.
Serangan Hamas pada Oktober lalu, menurut para pejabat Tel Aviv, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Sebanyak 250 orang lainnya disandera di Jalur Gaza, dengan puluhan sandera dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata pada November tahun lalu, dan diperkirakan masih ada sekitar 132 sandera lainnya yang masih ditahan.
Israel merespons serangan Hamas dengan melancarkan rentetan serangan tanpa henti via udara, laut dan darat terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas Gaza menyebut sedikitnya 26.751 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.***dtc/mpc/bs