Kyiv(MedanPunya) Seorang penasihat dekat untuk Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, tewas akibat ledakan granat saat hari ulang tahunnya. Granat itu menjadi salah satu hadiah ultah untuk penasihat militer tersebut pada awal pekan ini.
Kematian penasihat militer bernama Mayor Gennadiy Chastiakov itu dikonfirmasi oleh Jenderal Valery Zaluzhny yang merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina. Disebutkan bahwa granat yang menjadi hadiah ultah Chastiakov itu meledak pada Senin (6/11) waktu setempat.
“Dalam keadaan yang tragis, asisten dan teman dekat saya, Mayor Gennadiy Chastiakov, tewas… pada hari ulang tahunnya,” tutur Zaluzhny dalam pernyataan via akun Telegram-nya.
Disebutkan oleh Zaluzhny bahwa ‘alat peledak tak dikenal meledak dalam salah satu hadiahnya’.
Dalam pernyataan terpisah via Telegram, Menteri Dalam Negeri Ukraina Igor Klymenko menyebut Chastiakov awalnya menunjukkan kepada anak laki-lakinya, sebuah kotak berisi granat yang dia terima sebagai hadiah ultah.
“Awalnya, anak laki-lakinya mengambil amunisi di tangannya dan mulai memutar cincinnya (pin pengaman granat). Kemudian dia mengambil granat dari anak tersebut dan menarik cincinnya, sehingga menyebabkan ledakan yang tragis,” jelas Klymenko.
Kepolisian setelah telah mengidentifikasi seorang rekan tentara yang memberikan hadiah fatal tersebut. Dua granat serupa telah disita oleh pihak berwenang.
Penyelidikan lebih lanjut atas insiden ini sedang berlangsung.
Chastiakov meninggalkan seorang istri dan empat anak. Zaluzhny menyebut bahwa Chastiakov ‘sepenuhnya mengabdikan hidupnya untuk Angkatan Bersenjata Ukraina dan perjuangan melawan agresi Rusia’ sejak invasi dilancarkan Moskow terhadap Kyiv pada Februari 2022 lalu.
Serangan yang menargetkan para pemimpin Ukraina jarang terjadi sejak invasi Rusia. Namun ada beberapa serangan terhadap kalangan nasionalis, yang oleh Rusia dituding dilakukan oleh Ukraina.
Pada April lalu, serangan blogger militer pro-Kremlin bernama Vladlen Tatarsky (40) tewas terkena ledakan yang berasal dari sebuah patung yang menjadi hadiah untuknya, yang ternyata dipasangi peledak.
Kremlin menuduh Kyiv sebagai dalang serangan yang menewaskan Tatarsky, dengan dibantu pendukung Alexei Navalny — tokoh oposisi pengkritik Presiden Vladimir Putin. Namun para pengamat menilai ledakan itu dimanfaatkan untuk membenarkan tindakan keras lebih lanjut terhadap para pengkritik.
Kemudian pada Agustus lalu, Darya Dugina, yang merupakan seorang putri intelektual ultranasionalis, tewas akibat ledakan bom mobil di luar Moskow. Rusia menyalahkan Ukraina atas ledakan itu. Tuduhan itu dibantah keras oleh Kyiv.***dtc/mpc/bs