Paris(MedanPunya) Presiden Perancis, Emmanuel Macron, malah menyalahkan video game dan media sosial di tengah kerusuhan yang terjadi di negaranya. Padahal kerusuhan disebabkan meninggalnya seorang remaja berusia 17 tahun di tangan polisi Prancis.
Namun ternyata Macron punya pandangannya sendiri terkait hal itu. Kata dia, beberapa anak muda yang saat ini melakukan tindak kekerasan, telah dimabukkan oleh video game.
Dirinya meminta kepada seluruh orang tua, untuk turut membantu dalam menjauhkan anaknya dari tragedi yang terjadi. Pasalnya Macron menyatakan bahwa ini bukan hanya tanggung jawab negara saja.
“Ini tanggung jawab orang tua untuk menjaga mereka di rumah. Bukan tugas negara untuk bertindak menggantikan mereka,” kata Macron.
Selain itu, sang Presiden juga mendesak perusahaan media sosial untuk menghapus konten paling sensitif terkait kerusuhan. Menurutnya, platform tersebut punya peran utama dalam peristiwa beberapa hari terakhir.
“Kami telah melihat mereka -Snapchat, TikTok, dan beberapa lainnya- berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kekerasan, tetapi ada juga bentuk peniruan kekerasan yang bagi sebagian anak muda membuat mereka kehilangan kontak dengan kenyataan,” ujar Macron.
Bagi yang belum tahu, Prancis sedang tidak baik-baik saja. Kerusuhan telah terjadi di negara ini selama beberapa hari, dan itu dipicu oleh kematian seorang pemuda bernama Nahel M yang ditembak polisi Prancis.
Penembakan terjadi pada Hari Selasa, 27 Juni 2023 lalu. Lokasi kejadiannya berada di pinggiran Kota Paris, Nanterre.
Nah sementara ini, petugas kepolisian yang menembak remaja tersebut telah ditahan. Dirinya ditahan atas tuduhan pembunuhan.
Kepala polisi Paris Laurent Nunez mengakui dalam sebuah wawancara dengan televisi BFM bahwa tindakan polisi tersebut “menimbulkan pertanyaan”, meski dia mengatakan ada kemungkinan petugas tersebut merasa terancam.***dtc/mpc/bs