Siswi Perancis Mengaku Berbohong Setelah Tuduhan soal Kartun Nabi Berujung Pembunuhan Gurunya

Paris(MedanPunya) Seorang siswi di Perancis mengaku berbohong dan menyebarkan klaim palsu tentang seorang guru yang dibunuh tahun lalu.

Samuel Paty dipenggal pada Oktober setelah disebut menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswa.

Hal itu dikeluhkan siswinya yang kemudian memicu kampanye online mengecam Paty.

BBC melaporkan pada Selasa (9/3), kini gadis tersebut mengaku dia bahkan tidak ada di kelas saat peristiwa yang dikeluhkannya terjadi.

Pembunuhan Paty mengejutkan Perancis. Insiden mengenaskan itu mendapat banyak simpati, dukungan kepadanya mengalir dalam upacara peringatan dan pawai di seluruh negeri.

Gadis berusia 13 tahun, yang belum disebutkan namanya tersebut, awalnya memberitahu ayahnya bahwa Paty telah meminta siswa Muslim meninggalkan kelas. Saat itu Paty disebut akan menunjukkan kartun Nabi Muhammad selama kelas tentang kebebasan berbicara dan penistaan.

“Dia berbohong karena merasa terpojok karena teman-teman sekelasnya memintanya menjadi juru bicara,” kata pengacaranya, Mbeko Tabula.

Ayah gadis itu mengajukan keluhan hukum terhadap gurunya dan memulai kampanye kebencian online atas insiden tersebut.

Jaksa penuntut mengatakan tidak lama setelah pembunuhan itu ada “hubungan sebab-akibat langsung” antara hasutan online terhadap Paty dan pembunuhannya.

Pelaku, Abdullakh Anzorov, 18 tahun, kemudian ditembak mati oleh polisi tak lama setelah serangan itu.

Sementara gadis sekolah tersebut telah didakwa dengan tuduhan memfitnah. Ayahnya dan seorang pengkhotbah keagamaan menghadapi tuduhan terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Presiden Emmanuel Macron kemudian menghadiahkan keluarga guru tersebut dengan kehormatan tertinggi bangsa, Légion d’honneur.

Penggambaran Nabi Muhammad secara luas dianggap tabu dalam Islam, dan dianggap sangat ofensif oleh umat Islam.

Masalah ini sangat sensitif di Perancis karena keputusan majalah satir Charlie Hebdo untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

Dua belas orang dibunuh oleh kelompok ekstremis di kantor majalah itu pada 2015 setelah gambar-gambar itu dipublikasikan.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version