Washington DC(MedanPunya) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa Iran akan bertanggung jawab atas setiap serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
“Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi mulai sekarang akan dianggap sebagai tembakan dari senjata dan kepemimpinan IRAN. IRAN akan bertanggung jawab dan harus menanggung konsekuensinya,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
Menurut AS, Iran dianggap memberikan dukungan senjata dan pelatihan kepada kelompok Houthi.
Merespons hal tersebut, Iran menuding Trump membuat tuduhan tak berdasar dan menyebut langkah AS sebagai pelanggaran terhadap Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
AS melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Houthi di Yaman pada Sabtu lalu, menewaskan 53 orang dan melukai 98 lainnya.
Sebagai balasan, Houthi mengeklaim telah melancarkan dua serangan terhadap kapal induk AS di Laut Merah.
Selain itu, ribuan pendukung mereka menggelar demonstrasi besar-besaran di berbagai kota di Yaman yang berada di bawah kendali mereka, seperti Sanaa, Saada, dan Hodeida.
Washington menyatakan bahwa serangan udara ini dilakukan untuk menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah, yang menajdi jalur perdagangan strategis antara Eropa dan Asia.
Iran dengan cepat merespons kebijakan agresif AS. Dalam surat yang dikirim ke Dewan Keamanan PBB, perwakilan Iran menuduh Washington melakukan tindakan agresi yang melanggar hukum internasional.
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menuduh Trump dan pejabat tinggi AS berusaha mencari pembenaran atas serangan militer mereka terhadap Yaman.
Di tempat yang berbeda, Komandan Garda Revolusi Iran Hossein Salami menegaskan, Houthi mengambil keputusan strategis dan operasional sendiri, serta memikul tanggung jawab atas semua yang mereka lakukan sendiri.
“Yaman adalah negara yang bebas dan merdeka di tanah mereka sendiri dan memiliki kebijakan nasional yang independen. Ansar Allah, sebagai perwakilan orang Yaman, membuat keputusan strategis dan operasionalnya sendiri,” jawab Salami.
Sementara itu, Houthi menyatakan tidak akan mundur dan akan terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina di Gaza.
Sebelumnya, Houthi sempat menghentikan serangan mereka pada 19 Januari, bertepatan dengan dimulainya gencatan senjata sementara di Gaza.
Namun, mereka kemudian mengancam akan kembali menyerang jika Israel tidak membuka akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Dengan meningkatnya ketegangan antara AS, Iran, dan Houthi, banyak pihak khawatir bahwa konflik ini bisa berkembang menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.***kps/mpc/bs