Ankara(MedanPunya) Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (8/12/2023) menyatakan, ratifikasi negaranya atas pengajuan Swedia bergabung ke NATO akan tergantung apakah Amerika Serikat (AS) bersedia menjual jet tempur F-16 ke Ankara secara bersamaan.
Swedia dan Finlandia mengakhiri kebijakan non-blok militer yang sudah dianutnya selama puluhan tahun dan mendaftar bergabung ke NATO sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Pengajuan mereka mendapat persetujuan jalur cepat dari semua anggota NATO kecuali Turkiye dan Hongaria.
Ankara dan Budapest akhirnya mengalah dan menerima Finlandia bergabung ke aliansi pertahanan pimpinan AS itu tahun ini.
Erdogan pada Juli 2023 sempat mencabut keberatan Turkiye setelah Swedia menerapkan upaya-upaya menindak kelompok Kurdi yang dianggap teroris oleh Ankara.
Namun, komite urusan luar negeri di parlemen Turkiye bulan lalu menunda meneruskan pendaftaran Swedia ke pemungutan suara seluruh majelis.
Keputusan ini mendapat teguran keras dari Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Erdogan kemudian memberikan sinyal kuat kedua pada Jumat bahwa parlemen hanya akan meratifikasi Swedia jika Kongres AS menyetujui pembelian puluhan jet tempur F-16 dan suku cadang yang diminta Turkiye.
“Anda bilang akan mengambil langkah-langkah mengenai F-16 setelah meloloskannya melalui Kongres, tetapi saya juga memiliki parlemen,” kata Erdogan kepada wartawan, mengacu pada Amerika Serikat.
“Jika kita dua negara sekutu di NATO, maka Anda dapat melakukan bagiannya secara bersamaan, dalam solidaritas, dan parlemen kami akan melakukan bagiannya. Begitu caranya,” imbuhnya.
Armada Angkatan Udara Turkiye sudah menua dan semakin menderita sejak Ankara didepak dari program pesawat tempur gabungan F-35 yang dipimpin AS pada 2019.***kps/mpc/bs