Ukraina Berupaya Tangkap Putin

Kiev(MedanPunya) Ukraina berupaya menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin lewat pengadilan internasional.

Enam bulan setelah invasi Rusia, para pejabat Ukraina kini tengah menyusun rencana untuk memastikan Putin dan komandan militernya akan diadili karena melancarkan perang.

Rencana Ukraina menempuh pengadilan internasional khusus untuk menyelidiki dugaan “kejahatan agresi” Rusia ini dipelopori oleh Andrii Smirnov, Wakil Kepala Administrasi Kepresidenan Ukraina.

Definisi kejahatan agresi diadopsi dalam Statuta Roma 2010, dan gagasan serupa tentang “kejahatan terhadap perdamaian” pernah digunakan dalam persidangan di Nuremberg dan Tokyo setelah Perang Dunia 2.

Mahkamah Pidana Internasional sendiri sudah menyelidiki kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida di Ukraina. Tetapi, Pengadilan Kriminal Internasional tidak dapat menjangkau ke dalam tuduhan agresi karena baik Ukraina maupun Rusia tidak meratifikasi Statuta Roma.

“Pengadilan ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa para penjahat yang memulai perang Ukraina dimintai pertanggungjawaban dengan cepat,” kata Smirnov.

“Dunia memiliki ingatan yang pendek. Itu sebabnya saya ingin pengadilan ini mulai berjalan pada tahun depan,” tambah dia.

Simirnov menyebut, Ukraina tahu bahwa terdakwa tidak akan hadir, tetapi pengadilan ini setidaknya akan berfungsi untuk memastikan bahwa Putin dan kroni-kroninya akan dicap sebagai penjahat serta tidak dapat melakukan perjalanan di dunia yang beradab.

Jaksa Ukraina dilaporkan telah mengidentifikasi sekitar 600 tersangka dalam agresi sejauh ini, termasuk pejabat senior militer dan politisi.

Sebuah perjanjian internasional untuk mendirikan pengadilan disebut telah dirancang dan siap untuk ditandatangani oleh pemerintah Ukraina.

Keputusan pengadilan kemudian akan diakui di wilayah negara-negara penandatangan, yang berarti bahwa setiap pelanggar yang dihukum dapat ditangkap di sana.

Smirnov mengatakan beberapa negara akan menandatangani dokumen sebelum akhir tahun.

Dia menyebut, negosiasi saat ini sedang berlangsung dengan beberapa mitra Eropa yang bersedia menjadi tuan rumah pengadilan.

“Kami ingin keputusan pengadilan ini diakui,” katanya.

Dia mengaku sangat memahami bahwa pengadilan membutuhkan legitimasi yang kuat.

Sementara Polandia dan negara-negara Baltik -mitra terdekat Ukraina- sangat mendukung usulan tersebut, Jerman dan Perancis dilaporkan telah memberikan reaksi yang lebih terukur.

Pertimbangan politik dapat menjelaskan hal ini.

“Beberapa negara, sementara mengakui agresi terhadap Ukraina, mencoba untuk membuka jendela kecil untuk negosiasi dengan Vladimir Putin,” kata Smirnov.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version