Ukraina Rebut Logistik Rusia, Sekutu Putin Desak Gunakan Nuklir

Moskow(MedanPunya) Keberhasilan pasukan Ukraina dalam merebut kembali Lyman, yang menjadi pusat logistik pasukan Rusia, telah memicu kemarahan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin. Salah satu sekutu Putin bahkan menyerukan kemungkinan penggunaan senjata nuklir tingkat rendah.

Seruan itu dilontarkan oleh pemimpin wilayah Chechnya di Rusia bagian selatan, Ramzan Kadyrov, setelah pasukan Rusia mengalami kekalahan pahit di Lyman.

Moskow belum menanggapi secara resmi soal klaim Ukraina berhasil merebut kembali Lyman. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pada Sabtu (1/10) waktu setempat, bahwa tentaranya ditarik keluar dari area Lyman ‘terkait adanya ancaman pengepungan’.

“Menurut pendapat pribadi saya, langkah-langkah lebih drastis harus diambil, hingga deklarasi darurat militer di area-area perbatasan dan penggunaan senjata nuklir berdaya ledak rendah,” cetus Kadyrov dalam pernyataannya via Telegram.

Selain Kadyrov, beberapa pejabat tinggi Rusia lainnya termasuk mantan Presiden Dmitry Medvedev, juga sekutu dekat Putin, ikut mencetuskan penggunaan senjata nuklir. Namun, seruan Kadyrov itu menjadi yang paling mendesak dan eksplisit.

Pekan lalu, Putin menyatakan dirinya tidak menggertak ketika mengatakan siap mempertahankan ‘integritas teritorial’ Rusia dengan semua cara yang tersedia. Pada Jumat (30/9) lalu, dia memperjelas bahwa perlindungan itu akan mencakup hingga ke wilayah-wilayah yang baru dicaplok Moskow.

Amerika Serikat (AS) sebelumnya menyatakan pihaknya akan merespons secara tegas setiap penggunaan senjata nuklir.

Juru bicara pasukan timur Ukraina, Serhiy Cherevatyi, menyebut bahwa sebelum direbut kembali pasukan Kiev, Rusia memiliki sedikitnya 5.000 hingga 5.500 tentara di Lyman, namun jumlahnya lebih rendah setelah wilayah itu direbut Ukraina.

Ukraina menyatakan bahwa dengan menguasai Lyman, pasukannya akan bisa bergerak maju ke wilayah Luhansk, yang diklaim telah dikuasai sepenuhnya oleh Rusia pada awal Juli lalu.

“Lyman penting karena ini adalah langkah selanjutnya menuju pembebasan Donbas Ukraina,” sebut Cherevatyi merujuk pada wilayah di Ukraina bagian timur, yang terdiri atas Donetsk dan Luhansk. Donbas menjadi fokus utama Rusia sejak melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.

Klaim direbutnya kendali atas Lyman itu diungkapkan Kiev setelah Putin mengumumkan pencaplokan resmi empat wilayah Ukraina — Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson — pada Jumat (30/9) lalu. Lyman merupakan bagian dari Donetsk, yang dicaplok Rusia.

Keempat wilayah Ukraina yang dicaplok itu diketahui totalnya setara dengan 18 persen wilayah darat Ukraina. Otoritas Ukraina bersumpah akan terus membebaskan wilayah-wilayah lainnya yang diduduki pasukan Rusia.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version