Kabul(MedanPunya) Warga Afghanistan terkejut mendengar pemimpin Al-Qaeda tewas di Kabul, ibu kota Afghanistan dalam serangan drone Amerika Serikat akhir pekan lalu.
Sebagian warga Afghanistan bahkan meragukan, tidak percaya Ayman al-Zawahiri telah bersembunyi di tengah-tengah mereka.
“Itu hanya propaganda,” cetus Fahim Shah (66), seorang warga Kabul.
Sebelumnya pada Senin (1/8) malam waktu setempat, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pembunuhan Zawahiri, dengan mengatakan “keadilan telah ditegakkan” terhadap warga Mesir itu. Sosoknya diyakini telah membantu mengkoordinasikan serangan teroris 11 September 2001 di AS yang menewaskan nyaris 3.000 orang.
Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa pria berusia 71 tahun itu berada di balkon sebuah rumah tiga lantai di lingkungan kelas atas Sherpur di Kabul ketika menjadi sasaran dua rudal Hellfire pada hari Minggu (31/7) pagi waktu setempat.
“Kami telah mengalami propaganda seperti itu di masa lalu dan tidak pernah ada apa-apa di dalamnya,” kata Shah.
“Pada kenyataannya, saya tidak berpikir dia terbunuh di sini,” ujarnya.
Taliban mengakui sebelumnya pada hari Selasa (2/8) bahwa AS telah melakukan serangan pesawat tak berawak. Namun, Taliban tetapi tidak memberikan rincian korban- dan tidak menyebutkan nama Zawahiri.
Pada hari Minggu, kementerian dalam negeri telah membantah laporan tentang serangan pesawat tak berawak, tetapi juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pada hari Selasa bahwa itu karena penyelidikan sedang berlangsung.
Warga Kabul, Abdul Kabir mengatakan bahwa dia mendengar serangan itu pada Minggu pagi, tetapi dia tetap meminta Amerika Serikat untuk membuktikan siapa yang tewas tersebut.
“Mereka harus menunjukkan kepada orang-orang dan kepada dunia bahwa ‘kami telah membunuh orang ini dan inilah buktinya’,” kata Kabir.
“Kami pikir mereka membunuh orang lain dan mengumumkan bahwa itu adalah pemimpin Al-Qaeda … ada banyak tempat lain di mana dia bisa bersembunyi — di Pakistan, atau bahkan di Irak,” cetusnya.
Seorang mahasiswa Afghanistan, Mohammad Bilal juga berpikir bahwa Zawahiri tidak mungkin tinggal di Kabul.
“Ini adalah kelompok teroris, dan saya tidak berpikir mereka akan mengirim pemimpin mereka ke Afghanistan,” tutur Bilal.
“Para pemimpin sebagian besar kelompok teroris, termasuk Taliban, tinggal di Pakistan atau di Uni Emirat Arab ketika mereka berkonflik dengan bekas pasukan Afghanistan,” katanya.***dtc/mpc/bs