Medan(MedanPunya) Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mensertifikasi produk turunan kelapa berupa santan beku (coconut cream) sebanyak 54 ton dengan nilai ekonomi Rp 2 milyar ke Thailand untuk pertama kalinya.
Komoditas ini menambah deret komoditas unggulan asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang berhasil diekspor ke pasar global.
“Kami mengapresiasi petani dan pelaku usaha sektor pertanian yang telah mampu menembus pasar baru. Juga produk yang diekspor bukan lagi produk mentah, tapi sudah hasil hilirisasi berupa produk jadi. Jaga 3K-nya (kualitas, kuantitas dan kontinuitas), kami siap mengawal,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil.
Jamil menjelaskan bahwa upaya peningkatan ekspor produk pertanian merupakan salah satu fokus program strategis Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Untuk itu, pihaknya yang ditunjuk selaku koordinator gugus tugas peningkatan ekspor melakukan beberapa langkah, salah satunya dengan melakukan upaya kerjasama dan harmonisasi aturan serta protokol ekspor agar pelbagai komoditas pertanian tanah air dapat diterima di manca negara.
Jamil mengatakan di era perdagangan bebas saat ini, aturan hambatan tarif tidak lagi populer. Produk pertanian yang dapat diterima di pasar dunia adalah yang telah dijamin kesehatan dan keamanannya dengan memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari yang dipersyaratan negara tujuan.
“Untuk itu diperlukan sinergi semua pihak termasuk masyarakat. Laporkan kepada petugas karantina saat melalulintaskan produk pertanian. Selain untuk menjaga kelestarian dari hama penyakit berbahaya, juga agar sehat dan aman untuk pangan, pakan sekaligus dapat laris di pasar dunia,” tutur Jamil.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul yang turut mendampingi menyebutkan bahwa pada saat yang sama turut dilepas tujuh komoditas unggulan lainnya asal Provinsi Sumut, yakni cengkeh untuk Kanada, karet lempengan ke Cina dan India, kopi biji ke Amerika Serikat dan Cina, lidi ke Pakistan, pinang biji ke Hongkong, India dan Iran, serai ke Malaysia serta minyak sawit untuk memenuhi permintaan pasar ekspor di Turki dan Cina.
Selain itu, guna memenuhi permintaan negara tujuan, Karantina Pertanian Belawan juga mensertifikasi komoditas sektor kehutanan berupa kayu olahan tujuan Cina.
“Secara total, hari ini kami memfasilitasi ekspor komoditas pertanian sebanyak 13,1 ribu ton dengan nilai Rp.159,5 milyar,” jelas Hasrul.
Sinergitas yang telah dibangun dengan semua entitas akan terus ditingkatkan. Dari sisi percepatan layanan, Barantan – Bea Cukai yang telah berada dalam ekosistem logistik nasional (ELN) telah menerapkan pemeriksaan bersama atau Joint Inspection.
Dengan penataan ELN ini tidak ada lagi proses yang duplikasi atau replikasi. Jamil berharap kedepan dengan pengembangan sistem ini diproses ekspor dapat mendorong kinerja ekspor pertanian.
“Satu pesan saya kepada para pelaku usaha, agar dapat membantu petani dengan membeli bahan baku kelapa dengan harga bagus. Sehingga kinerja ekspor juga dapat dirasakan dan petani makin bersemangat dan sejahtera,” pungkasnya.***trb/mpc/bs