Jakarta(MedanPunya) Harga minyak dunia merosot sekitar US$ 2 per barel kemarin. Beberapa faktor yang mendorong kontraksi harga minyak di antaranya ada kemungkinan pulihnya ekspor minyak Iran ke pasar global dan di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS yang berpotensi melemahkan permintaan bahan bakar.
Minyak mentah Brent tercatat sudah turun ke bawah US$ 100 per barel alias menetap di US$ 99,34 per barel, turun US$ 1,88, atau 1,9%. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap di US$ 92,52 per barel, turun US$ 2,37, atau 2,5%.
Turunnya harga minyak dunia terjadi di tengah pembicaraan antara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Iran menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 terus berlanjut. Iran mengatakan telah menerima tanggapan dari Amerika Serikat terhadap teks final Uni Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.
Di sisi lain, investor juga menunggu pernyataan yang dijadwalkan pada hari ini oleh Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di Simposium Kebijakan Ekonomi Fed Kansas City di Jackson Hole, Wyoming.
“(Pasar) sedikit khawatir tentang apa yang akan dikatakan Jerome Powell besok tentang kenaikan suku bunga,” kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures di Chicago.
Powell diperkirakan mengambil posisi perjuangan The Fed mengendalikan inflasi, termasuk potensi tentang kenaikan suku bunga dalam jangka panjang dan pendek.
Melemahnya permintaan bensin AS menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan aktivitas ekonomi dan mendorong harga lebih rendah.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh Administrasi Informasi Energi, secara keseluruhan permintaan AS untuk bensin turun dalam periode terakhir minggu lalu, meninggalkan rata-rata empat minggu produk bensin harian yang dipasok 7% di bawah periode tahun sebelumnya.
“Ini mungkin (membuat) peluang pergerakan kembali di bawah US$ 90 dalam waktu dekat sulit didapat kecuali kesepakatan nuklir disepakati dan selera OPEC+ untuk pemotongan diuji,” kata analis Oanda Craig Erlam.***dtc/mpc/bs