Medan(MedanPunya) Perekonomian di Sumut diprediksi akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2022. Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim menyebutkan jika pertumbuhan ini juga imbas inflasi dari kenaikan harga komoditi.
“Tetap tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN (pemulihan ekonomi nasional) juga diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Ibrahim, Selasa (28/6).
“Bank Indonesia Kpw Sumut mencatat pertumbuhan akan terjadi berkisar 3,5 sampai 4,3 % dibanding tahun 2021 lalu,” sambungnya.
Berdasarkan catatan BI Sumut, Inflasi tahunan Sumatera Utara pada Mei 2022 meningkat sebesar 4,18% (yoy), lebih tinggi dari April yang sebesar 3,63% (yoy) dan berada di atas rentang target inflasi nasional 3±1%.
“Komoditas minyak goreng menjadi faktor utama pembentukan inflasi pada Mei 2022, disebabkan oleh masih tingginya harga minyak goreng curah di pasar yang belum sesuai dengan HET dan belum normalnya pasokan yang tersedia,” tutur Ibrahim.
Sementara itu, jika dilihat inflasi pada Juni 2022, Ibrahim menyebutkan bahwa Sumut masih mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kondisi masih tingginya curah hujan dan peningkatan sifat hujan di bulan Juni diperkirakan komoditas aneka cabai dan bawang merah akan mengalami gangguan produksi, harga pupuk dan pakan ternak yang masih tinggi, serta tarif angkutan udara yang diprakirakan masih tinggi seiring mobilitas masyarakat dan perkembangan harga avtur dunia,” tuturnya.
Terkait hal ini, BI Sumut meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut dapat menekan angka inflasi terutama Dari kelompok bahan pangan.
“Perlu ada kebijakan tepat untuk mengantisipasi inflasi terutama dari kelompok bahan makanan, melalui upaya keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, peningkatan produksi bahan makanan, dan kelancaran distribusi,” ucapnya.***dtc/mpc/bs