Ekspor Lobak Asal Sumut ke Jepang Sampai 71,8 Ton

Medan(MedanPunya) Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat adanya peningkatan permohonan fasilitasi ekspor lobak asal Sumatera Utara (Sumut) yang cukup signifikan di pasar Jepang.

Berdasarkan data lalu lintas komoditas pertanian, IQFAST Karantina Pertanian Belawan, tercatat fasilitasi ekspor lobak tersebut selama bulan Januari hingga April tahun 2022 sebanyak 71,8 ton dengan nilai ekonomis Rp 1,2 miliar.

Hal ini meningkat sebanyak 88,94 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 38 ton dengan perolehan nilai ekonomi Rp 464 juta.

Kepala Karantina Belawan Andi PM Yusmanto mengatakan pada tahun 2020 ekspor lobak pada periode yang sama tidak ada permintaannya.

“Kenaikan ekspor yang cukup signifikan tentunya menjadi kabar menggembirakan dan ini merupakan sinyal optimis bagi petani lobak Sumut,” ujar Andi, Selasa (19/4).

Menurut Andi, saat ini pasar Lobak asal Sumut ini hanya negara Jepang. Biasanya diekspor dalam bentuk lobak rebus dan digunakan di negara tujuan ekspor sebagai bahan makanan.

Lebih lanjut Andi menjelaskan pihaknya selaku koordinator upaya peningkatan ekspor pertanian di Sumut mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo,red ) dengan terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong ekspor lobak dan berharap supaya eksportir dan negara tujuan ekspor lobak semakin banyak.

“Kami secara intens melakukan bimbingan teknis, sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor, meningkatkan sinergisitas instansi terkait serta memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perijinan supaya proses ekspornya cepat untuk mendorong tumbuhnya eksportir lobak baru,” tutur Andi.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Bambang, memberi apresiasi kepada petani dan eksportir lobak yang berhasil mengekspor lobak kembali setelah sempat terhenti selama 2 tahun.

Sebagai informasi, BPS merilis ekspor pertanian pada bulan Maret 2022 mencapai US$ 430 juta, atau tumbuh positif sebesar 23,27 persen bila dibandingkan bulan Februari (M to M) atau 7,67 persen bila dihitung secara tahunan (Y to Y).

Dengan pertumbuhan ini, sektor pertanian turut memberikan kontribusi sebesar 1,61 persen terhadap total ekspor non migas di Bulan Maret 2022.

“Pendampingan, percepatan layanan karantina dan membuka akses informasi bagi pelaku usaha ekspor baru terus kita tingkatkan. Sejalan dengan peningkatan produksi dan kualitas komoditas dari hulu hingga hilir yang terus digencarkan direktorat teknis,”

“Tidak lupa, sinergisitas dengan pihak terkait baik pemerintah daerah maupun pelaku usaha juga terus diperkuat. Harapannya target Gratieks yang telah ditetapkan dapat tercapai di tahun 2024 mendatang,” pungkas Bambang.***trb/mpc/bs

 

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version