Harga Kedelai Terus Meroket, Pedagang dan Produsen Tempe Menjerit hingga Bentuk Tiga Model

Medan(MedanPunya) Harga kedelai di Kota Medan masih cukup tinggi hingga membuat pedagang kelimpungan dalam menyesuaikan harga.

Menurut Denis, pedagang tempe di Pasar Sembida Padang Bulan, Kota Medan, saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp 14 ribu per kilogram.

“Kemarin masih diharga Rp 8 ribu, minggu kedua di bulan Maret naik menjadi Rp 10 ribu. Dan kagetnya dari hari Senin kemarin harga kedelain naik Rp 14 ribu per kg nya,” kata Denis, Rabu (16/3).

Diakuinya, seluruh produsen tempe memang mengeluhkan hal tersebut.

“Produsen pasti mengeluh, apalagi kami yang sebagai produsen sekaligus pedagang tempe ini. Mau mogok atau demo, pemerintah pun santai-santai aja. Kan jadi buang waktu,” katanya.

Menurut Denis, dia dan rekan-rekannya sudah beberapa kali melakukan aksi mogok membuat tempe.

“Tapi tidak ada hasil. Jadi sekarang ya kami harus memutar ide kami sajalah agar kami tetap bisa berdagang,” ucapnya.

Diakuinya, untuk tetap bisa menjual tempe dengan harga yang sama di saat harga kedelai tinggi, Denis mengubah ukuran tempenya.

“Kalau harga tempe dinaikkan memang tetap masih ada pembeli namun tidak banyak karena mereka pasti mikir kalau harga tempe seharga ikan, pasti mereka lebih memilih ikan,” tuturnya.

Sehingga, kata Denis, dia bersama rekan rekan produsen tempe mengubah ukuran tempe dengan tiga ukuran.

“Kami buat jadi tiga ukuran, mulai dari tempe papan, tempe panjang dan tempe pendek,” terangnya.

Karena ada lonjakan harga kedelai, untuk harga tempe pun menjadi beragam.

“Karena beda ukuran jadi kita menjual dari harga Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu per tempe,” ucapnya.

Namun, untuk tempe yang harga Rp 6 ribu jarang ada yang membeli.

“Makanya stok tempe yang harga Rp 6 ribu enggak banyak kami buat, dan stok tempe yang harga Rp 5 ribu itu yang paling laris,” ucapnya.

Karena tidak ada aksi pemogokan produsen, dikatakan Denis maka tidak ada terjadinya kelangkaan tempe.

“Di setiap pasar Kota Medan pasti tempe banyak dijual karena kita gak lakukan aksi mogok seperti produsen tempe di Pulau Jawa,” paparnya.

Untuk itu ia berharap agar pemerintah bukan hanya mendengar keluhan dari pedagang tempe saja tetapi cepat juga membantu keresahan kami.

“Pemerintah pasti mengetahui duluan harga kedelai naik dan mereka lebih tahu dampaknya kepada pedagang, makanya kami minta agar pemerintah cepat tanggap dalam membantu keluhan masyarakatnya,” tukasnya.***trb/mpc/bs

 

 

 

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version