Jakarta(MedanPunya) Harga minyak dunia naik lagi dalam perdagangan Asia pada Rabu, (6/9).
Dilansir dari Reuters, kontrak berjangka minyak Brent tercatat naik sebesar 14 sen dan menyentuh angka 90,18 dollar AS per-barel pada pukul 02:15 waktu AS. Adapun kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) milik AS, naik sebesar 12 sen menjadi 86,81 dolar AS per-barel.
Mayoritas investor global awalnya mengharapkan langkah Arab Saudi dan Rusia sampai Oktober. Namun, situasi perpanjangan kontrak yang terjadi selama tiga bulan terakhir ternyata di luar dugaan.
“Peningkatan ini secara signifikan memperketat pasar minyak global dan hanya akan membuat harga minyak di seluruh dunia naik ,” kata Wakil Presiden Senior Rystad Energy Jorge Leon.
Dia mengungkapkan akan sulit untuk memprediksi dampak dari pemotongan produksi minyak terhadap inflasi dan kebijakan ekonomi negara-negara Barat.
Namun, biasanya, kenaikan harga minyak yang tinggi akan mempengaruhi anggaran negara. Apalagi untuk mengendalikan inflasi, seperti yang dilakukan Amerika Serikat.
Karena kekhawatiran pasokan dalam jangka pendek, Rystad Energy pun memperkirakan permintaan minyak global akan melampaui pasokan sekitar 2,7 juta barel per-hari dalam kuartal berikutnya.
Hal ini mulai terlihat dari kontrak berjangka Brent yang mencapai level tertinggi yakni 4,10 dolar AS per-barel. Sementara untuk kontrak berjangka WTI AS, terdapat selisih jauh antara nilai kontrak bulan depan dan kontrak yang dirancang untuk enam bulan ke depan. Per hari ini, jumlahnya mendeksti 4,47 dollar AS per-barel.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengungkapkan negaranya akan memangkas ekspor minyak sebesar 300 ribu barel per hari hingga akhir tahun ini. Pemangkasan produksi Arab Saudi dan Rusia pun disetujui diperpanjang oleh sejumlah negara produksi migas yang tergabung dalam OPEC+.
Kendati demikian, dengan pertimbangan kondisi pasar, kedua negara disebut akan meninjau keputusan memotong jumlah produksi minyak secara berkala.
“Keputusan untuk memperpanjang pemotongan produksi menunjukkan dedikasi mereka terhadap stabilitas harga dalam lingkungan pasar yang menantang,” kata Direktur Eksekutif Acme Investment Advisors Sugandha Sachdeva.
Tapi, Sachdeva menambahkan bahwa periode perawatan tahunan kilang di AS dari September hingga Oktober bisa membatasi permintaan minyak mentah. Alhasil, hal tersebut berpotensi menjadi faktor pembatas kenaikan harga minyak.***dtc/mpc/bs