Konsumsi Minyak RI Tembus 1,6 Juta Barel, Produksinya Cuma 600 Ribu

Jakarta(MedanPunya) Pemerintah tengah berupaya untuk mengoptimalkan blok-blok minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri. Salah satunya dengan menawarkan blok migas tersebut ke China yang dikenal memiliki keunggulan teknologi dalam melakukan eksplorasi.

“Kita masih punya banyak potensi blok (migas) yang bisa untuk meningkatkan produktivitas migas nasional. Saya tawarkan kepada teman-teman investor Tiongkok beberapa potensi yang dapat kita kembangkan bersama. Di sinilah pertemuan untuk menemukan formulasi yang tepat dalam rangka pengembangan bisnis bersama,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengajak para delegasi Tiongkok di Bali, seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Senin (9/9).

Sebelumnya Bahlil menyinggung lifting minyak Indonesia yang terus mengalami penurunan secara alami, sedangkan konsumsi dalam negeri terus meningkat. Bahlil menyebut, konsumsi minyak Indonesia telah mencapai 1,6 juta barel per hari. Sementara, lifting minyak hanya sekitar 600 ribu barel per hari.

“Di Indonesia sendiri, kita tahu bahwa lifting minyak kami semakin hari terus menurun, sedangkan konsumsi terus meningkat. Konsumsi Indonesia sekarang 1.600.000 barrel per day. Lifting minyak kami sekarang kurang lebih sekitar 600.000 barrel per day,” ujar Bahlil.

Bahlil menegaskan, kerja sama yang terjalin kedua belah pihak harus saling menguntungkan dan pemerintah Indonesia akan membuka ruang sebaik-baiknya.

“Ke depan, kemitraan yang tengah dijalin di sektor energi harus saling menguntungkan kedua belah pihak. Kami akan membuka ruang yang sebaik-baiknya untuk melakukan bisnis di Indonesia dengan tetap memperhatikan aturan dan harus menguntungkan semuanya,” jelasnya.

Bahlil juga menyakinkan pihak China untuk tidak ragu bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan menjamin akan memberikan kenyamanan berinvestasi.

“Kerja sama dan program yang telah dihasilkan di bawah kerangka bilateral Indonesia – Tiongkok terus menunjukkan progres yang signifikan, tidak perlu ada keraguan dalam kebersamaan (kerja sama) ini. Saya yakin yang pertama dalam investasi adalah nyaman. Dan Indonesia menawarkan rasa kenyamanan itu,” ujar Bahlil.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version