Menaker Akui Jumlah PHK Meningkat, Tembus 46.000!

Jakarta(MedanPunya) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengakui angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) meningkat beberapa waktu belakangan. Namun, Ida menyebut Kemnaker terus berupaya menekan angka PHK lewat berbagai upaya.

“Memang kita akhir-akhir ini banyak mengalami PHK ya. Kita terus memitigasi agar jangan sampai PHK itu terjadi. Upaya-upaya itu ternyata alhamdulillah karena kita pertemukan antara manajemen dengan pekerja kita pertemukan, itu bisa menekan terjadinya PHK,” katanya saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/9).

Meski ada tren kenaikan, Ida berharap angka PHK tidak lebih tinggi dari 2023. Sejauh ini Kemnaker mencatat jumlah PHK mencapai 46.240 dari awal tahun hingga akhir Agustus.

Upaya lain untuk menekan PHK adalah membuka lowongan pekerjaan lewat bursa kerja nasional. Ia menyebut ada 178.000 lowongan pekerjaan yang dibuka dalam bursa kerja yang diselenggarakan Kemnaker beberapa waktu lalu.

“Ya memang (PHK) naik tapi kan kita mudah-mudahan angkanya tidak lebih tinggi dari 2023, makanya kita terus lakukan mitigasi itu. Di samping itu tentu lapangan kerja baru kita create, kemarin kita laksanakan job fair nasional, itu cukup tinggi lowongan yang tersedia, 178 ribu lowongan pekerjaan yang tersedia. Pada waktu itu memang yang melamar 93 ribu,” bebernya.

Artinya, kata dia, masih ada ruang yang bisa dimanfaatkan untuk menyerap tenaga kerja yang sebelumnya kena PHK. Ida menyebut sektor yang mendominasi jumlah PHK adalah industri padat karya seperti tekstil, garmen hingga alas kaki.

“Yang begini kan meskipun kita tentu sedih mendengarkan ada PHK tapi gembira ketika ada lowongan kerja baru,” sebut Ida.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Indah Anggoro Putri menjelaskan PHK paling banyak terjadi di Jawa Tengah.

Posisi kedua diikuti oleh DKI Jakarta, lalu posisi ketiga Provinsi Banten. Khusus PHK di DKI Jakarta didominasi sektor jasa seperti restoran dan kafe.

“Jateng sektor tadi bu menteri bilang, manufaktur, tekstil garmen alas kaki. Kalau di DKI kebanyakan jasa. restoran, kafe, itu jasa banyak. Banten industri. DKI (PHK) 7.400 lebih,” pungkasnya.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version