Jakarta(MedanPunya) Pemerintah menyebut ekonomi dan keuangan digital saat ini terus berkembang. Terutama di masa pemulihan pasca pandemi COVID-19.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengungkapkan per 2022 nilai ekonomi digital di Indonesia mencapai US$ 77 miliar atau tumbuh 22% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Jadi Indonesia sebagai pemain ekonomi digital di regional sudah menguasai lebih dari 40% pangsa ASEAN,” kata dia dalam acara FEKDI di JCC, Rabu (10/5).
Dia melanjutkan pada 2025 nilai tersebut diprediksi akan meningkat 2 kali lipat menjadi US$ 130 miliar dan akan terus naik hingga US$ 360 miliar pada 2030.
Menurut dia akselerasi pengembangan ekonomi keuangan digital tercermin pemanfaatan teknologi digital dalam meningkatkan performa layanan keuangan. Rudy membeberkan transaksi emoney per Maret 2023 mencapai Rp 34,1 triliun atau tumbuh 11,39%.
Kemudian saat ini ada 785 perusahaan fintech dengan penyaluran kredit hingga Rp 18,23 triliun. Dia menjelaskan saat ini di Indonesia memiliki lebih dari 2.400 startup dan menjadikan RI berada di posisi keenam dengan jumlah startup terbanyak di dunia.
Menurutnya hal ini berpotensi untuk terus berkembang, kaena Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya besar dan memiliki bonus demografi penduduk lebih banyak di usia produktif.
“Serta memiliki tingkat penetrasi internet 76,8%. Lalu untuk itu diperlukan penguatan aspek fundamental dengan implementasi sejumlah inisiatif da program yang berikan dampak nyata ke ekosistem ekonomi dan keuangan digital nasional,” ujar dia.
Karena itu dibutuhkan pengembangan talenta digital sebagai salah satu prasyarat fundamental dalam mendorong percepatan transformasi ekonomi dan keuangan digital.
Saat ini pemerintah melalui Kementerian Kominfo telah melakukan sejumlah upaya dan inisiatif di antaranya program literasi digital nasional Indonesia, makin cakap digital, program cyber kreasi, digital talent scholarship dan digital leadership academy.
“Pemerintah juga telah melakukan terobosan penyediaan pelatihan, keterampilan end to end ke masyarakat dengan prakerja. Diluncurkan sejak April 2020 dimanfaatkan 16,5 juta orang tersebar di seluruh 514 Kabupaten/Kota di 38 Provinsi,” jelasnya.***dtc/mpc/bs