Jakarta(MedanPunya) Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus Corona membuat pembiayaan utang Indonesia kembali meningkat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah sudah menarik utang sebesar Rp 693,6 triliun hingga akhir Agustus 2020.
Anggaran pembiayaan utang atau tarik utang baru ini sudah mencapai 56,8% dari kebutuhan yang mencapai Rp 1.220,5 triliun dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020.
“Pembiayaan utang mencapai Rp 693,6 triliun atau tumbuh 143,3%,” kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa, Selasa (22/9).
Dia menjelaskan, anggaran pembiayaan utang yang mencapai Rp 693,6 triliun ini berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 671,6 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp 22,0 triliun.
“Jadi pembiayaan utang kita capai Rp 693,6 triliun dari yang diperkirakan capai Rp 1.220 triliun,” jelasnya.
“Ini kenaikan luar biasa untuk SBN yakni 143% dari tahun lalu. Beban APBN kita luar biasa berat dan ini terlihat dari sisi pembiayaan,” tambahnya.
Sedangkan untuk pembiayaan investasi, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini sudah mencapai 10,6%. Di mana untuk investasi kepada BUMN sebesar Rp 11,3 triliun, kepada BLU sebesar Rp 11 triliun, dan lembaga atau badan lainnya sebesar Rp 5 triliun.
Sementara untuk pemberian pinjaman sebesar Rp 1,7 triliun, kewajiban penjaminan sebesar Rp 0,4 triliun atau Rp 400 miliar, dan pembiayaan lainnya sebesar Rp 0,2 triliun.
“Total pembiayaan anggaran sampai akhir Agustus Rp 667,8 triliun atau naik 138% dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya.***dtc/mpc/bs