Ramalan Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1% Tahun Ini

Jakarta(MedanPunya) Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,1% pada tahun 2022. Dalam laporan Global Economic Prospects disebutkan pertumbuhan ini akan ditopang oleh permintaan domestik yang lebih kuat dibandingkan periode sebelumnya.

Selain itu harga komoditas juga akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Sehingga tahun 2023 pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,3%,” tulis laporan Bank Dunia, dikutip Rabu (8/6).

Bank Indonesia (BI) sebelumnya memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada 2022 pada level 4,5%-5,3%. Angka ini lebih rendah dibanding proyeksi awal sebesar 4,7%-5,5%.

BI menyebut ke depan, perbaikan kinerja ekonomi akan dipengaruhi oleh volume ekspor yang tertahan seiring dengan lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi global dan perdagangan dunia akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.

Perbaikan permintaan domestik ke depan juga akan terpengaruh baik karena tertahannya volume ekspor maupun kenaikan harga energi dan pangan global.

Tak cuma Indonesia, Bank Dunia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 4,3% pada tahun 2022. Angka ini di bawah proyeksi sebelumnya.

Penyebabnya adalah dampak pandemi yang berkepanjangan dan menyebabkan permintaan global melemah.

Selanjutnya perekonomian Thailand diproyeksi lebih kuat dibandingkan periode sebelumnya. Kemudian pada 2023 ditargetkan 4,3%.

“Ekonomi Filipina tahun 2022 diproyeksikan tumbuh 5,7% ditopang oleh investasi publik dan pemulihan konsumsi rumah tangga. Tahun 2023 ekonomi Filipina ditargetkan 5,6%.

Sedangkan untuk ekonomi Malaysia diproyeksi akan pulih menjadi 5,5% pada tahun 2022 karena permintaan domestik yang meningkat seiring dengan program vaksinasi yang tinggi.

Namun tahun 2023 diproyeksi turun menjadi 4,5% karena ekspor yang menurun dan adanya pengetatan kebijakan fiskal dan moneter.

Bank Dunia menyebutkan jika pandemi COVID-19 ini menekan banyak sumber penggerak ekonomi di dunia. Mulai dari runtuhnya sektor pariwisata dan terganggunya aktivitas perdagangan dunia.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version