Jakarta(MedanPunya) Investor pasar modal dari kalangan generasi milenial tercatat mengalami pertumbuhan. Salah satunya di Mandiri Sekuritas yang mencatat pertumbuhan nasabah ritel 73%.
Direktur Mandiri Sekuritas Theodora VN Manik mengungkapkan pertumbuhan nasabah ritel ini karena perkembangan digital yang sangat masif. Karena pandemi COVID-19 yang mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih digital.
“Memang pertumbuhan nasabah 73% yoy, dan pertumbuhan dari investor milenial dan gen z 91%. Transaksi online naik 235%, transaksi harian 220%,” kata dia dalam konferensi pers, Rabu (21/7).
Karena itu Mandiri Sekuritas juga akan memperbaiki kapasitas layanan yang memaksimalkan teknologi. Mulai dari proses digital seperti pembukaan rekening sampai pemesanan bisa dilayani sebaik-baiknya.
Kenaikan nasabah ritel ini karena likuiditas yang terbilang besar di market. Apalagi suku bunga deposito juga terus menurun sehingga para investor membutuhkan hasil investasi yang baik.
“Makanya banyak dana mengalir ke pasar saham dan obligasi,” jelas dia.
Pada Semester I 2021 pendapatan usaha Mandiri Sekuritas mencapai Rp 465 miliar naik 61% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Laba bersih per 30 Juni 2021 tercatat Rp 94 miliar meningkat signifikan 201% dibandingkan periode 2020.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silva Halim mengatakan selain perubahan gaya hidup masyarakat menjadi digital, kinerja pasar modal yang tangguh selama pandemi, besarnya likuiditas, berkurangnya mobilitas, serta meningkatnya akses informasi dan edukasi melalui media digital yang lebih mudah mendorong naiknya inklusi keuangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup stabil di kisaran 6.000 di Semester I 2021 dengan proyeksi target 6.850 akan tercapai di akhir tahun 2021. Pasar obligasi juga rebound di Kuartal II 2021 seiring dengan penurunan yield SUN dengan kembali masuknya investor asing ke pasar obligasi, setelah sempat terkoreksi di Kuartal I 2021.
Secara total imbal hasil, investasi di pasar obligasi pada Kuartal II 2021 sebesar +3,4%, menghapus imbal hasil negatif di Kuartal I 2021 yang tercatat -2,4%, sehingga secara year-to-date pasar obligasi mencatatkan +1%, yang berarti melanjutkan tren kinerja yang baik.
Pertumbuhan bisnis Mandiri Sekuritas yang sangat kuat juga didukung oleh pendapatan bisnis global bond dari Mandiri Securities Singapore yang meningkat 32% per 30 Juni 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Per 30 Juni 2021, Investment Banking telah menyelesaikan 15 penjaminan obligasi rupiah antara lain: Aneka Gas Industri, Pembangunan Jaya Ancol, dan Pegadaian, 7 penjaminan global bond, antara lain: Golden Energy, Indofood, Sarana Multi Infrastruktur, Bank Mandiri, dan Pertamina, 2 right issues, yaitu: Summarecon dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, serta 1 IPO: Archi Mining.
Silva mengatakan untuk semester II 2021, Mandiri Sekuritas akan terus berfokus kepada pengembangan bisnis retail yang berkelanjutan melalui inovasi layanan teknologi digital; Mandiri Online Securities Trading (MOST), memperkuat posisi di industri pasar modal Indonesia dan regional Asia, serta bersinergi dengan Mandiri Group.
“Kami optimistis akan peluang pertumbuhan di Semester II 2021 dengan didukung kerja keras dan inovasi dalam menghadirkan solusi keuangan pasar modal bagi para nasabah, sehingga tercipta pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan baik nasabah maupun kami,” jelas Silva.***dtc/mpc/bs