Jakarta (MedanPunya) Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada sesi Kamis (15/12) pagi hari bergerak melemah. Mata uang Garuda tertekan sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 15.610 per dollar AS, terdepresiasi dibanding posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.593 per dollar AS. Koreksi terus berlanjut, di mana pada pukul 10.20 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,25 persen ke Rp 15.632 per dollar AS.
Pergerakan rupiah yang melemah selaras dengan indeks dollar AS yang menguat. Mengacu data Investing, greenbcak pagi hari ini berada pada kisaran 103,48.
The Fed kembali menaikan suk ubunga acuannya sebesar 50 basis poin. Dengan kenaikan tersebut, kini suku bunga acuan The Fed berada pada rentang 4,25-4,5 persen.
Meskipun kenaikan tersebut lebih rendah dari kenaikan pertemuan sebelum-sebelumnya, tingkat suku bunga kredit terkerek ke level tertinggi sejak 2007. Selain itu, pasar juga mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang asih akan hawkish ke depannya.
“Dini hari tadi, Jerome Powell, Gubernur The Fed, masih menekankan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan moneter masih belum selesai, meskipun kenaikan saat ini tidak sebesar kenaikan sebelumnya,” tutur Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, Kamis (15/12).
Lebih lanjut Ia bilang, The Fed melihat tekanan inflasi di AS masih tinggi karena masih jauh dari target 2 persen, meskipun saat ini mulai menunjukkan penurunan. Ini kemudian memincu ekspektasi tingkat suku bunga yang tinggi pada tahun depan.
“Pasar juga mengkhawatirkan lingkungan suku bunga tinggi bisa mendorong perekonomian masuk ke masa resesi,” kata Ariston.
Dengan melihat sentimen The Fed itu, Ariston memproyeksi, nilai tukar rupiah melemah pada hari ini. Rupiah diprediksi melemah ke kisaran Rp 15.620 dengan potensi support di kisaran Rp 15.560.***kps/mpc/bs