Jakarta(MedanPunya) Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari Rp 8.271,7 triliun atau tumbuh 8,2% secara tahunan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit atau M1 sebesar 8,5%.
Dia juga menjelaskan untuk komponen giro rupiah tercatat tumbuh 15% yoy. Lalu dana float uang elektronik pada Desember 2022 tercatat Rp 10,2 triliun dengan pangsa sebesar 0,2% terhadap M1 atau terkontraksi 3,9% yoy.
“Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,1% terhadap M1, tercatat Rp 2.159,1 triliun pada posisi laporan atau tumbuh sebesar 4,1% yoy setelah bulan sebelumnya tumbuh 4,4% yoy,” kata dia dalam siaran pers, Jumat (24/2).
Erwin menambahkan, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Januari 2023 tercatat Rp 830,4 triliun. Angka ini tumbuh 8,5% yoy.
Penyaluran kredit tahun 2023 yang tumbuh 10,2% ini juga mempengaruhi perkembangan uang beredar. Pertumbuhan ini sejalan dengan perkembangan penyaluran kredit produktif dan konsumtif.
BI juga mencatat tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah pusat terkontraksi 20,5% yoy, setelah terkontraksi 13,9% pada Desember 2022.
Saat ini dana pihak ketiga (DPK) periode Januari 2023 tercatat Rp 7.724,8 triliun atau tumbuh 8,5% yoy. Perlambatan ini karena melambatnya DPK korporasi dan tabungan perorangan.
Sementara untuk kredit yang disalurkan periode Januari 2023 tercatat Rp 6.284,6 triliun atau tumbuh 10,2% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 11% yoy. “Perkembangan penyaluran kredit terutama terjadi pada golongan debitur perorangan,” ujarnya.***dtc/mpc/bs