Kamis, 4 Maret 2021
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
MedanPunya.com
Advertisement
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno
No Result
View All Result
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno
No Result
View All Result
MedanPunya.com
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Utang Luar Negeri RI Naik, Kini Semakin Dekati Rp 6.000 T

Senin, 15 Februari 2021
kanal Ekonomi
4
dibaca
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Whatsapp

Jakarta(MedanPunya) Utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir triwulan IV-2020 mencapai US$ 417,5 miliar atau setara Rp 5.845 triliun (kurs Rp 14.000). Bank Indonesia (BI) menyebut angka itu tumbuh 3,5% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).

Sebagaimana diketahui, sepanjang triwulan IV-2020 ULN dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) mencapai US$ 209,2 miliar dan ULN dari sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 208,3 miliar.

ULN Pemerintah tumbuh hingga mencapai US$ 206,4 miliar meningkat 3,3% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2020 yang sebesar 1,6% (yoy).

“Perkembangan ini didukung oleh terjaganya kepercayaan investor sehingga mendorong masuknya aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), di samping adanya penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Senin (15/2).

Menurut Erwin, meski terjadi peningkatan, akan tetapi ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,7%), sektor jasa pendidikan (16,7%), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1%).

Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ULN RI sebenarnya mengalami penurunan hingga 3,9%. Penurunan ULN terjadi karena ada perlambatan pada pertumbuhan ULN swasta. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir triwulan IV-2020 tercatat 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2% (yoy).

Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ULN RI sebenarnya mengalami penurunan 0,4% dari pertumbuhan yang sebesar 3,9%. Penurunan ULN terjadi karena ada perlambatan pada pertumbuhan ULN swasta. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir triwulan IV-2020 tercatat 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2% (yoy).

“Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam,” ungkapnya.

Pada akhir triwulan IV-2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4% (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,4% (yoy). Selain itu, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7% (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 0,9% (yoy).

Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,1% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Struktur ULN yang sehat tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV 2020 yang tetap terjaga di kisaran 39,4%, meskipun meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 38,1%,” tegasnya.

Erwin menambahkan struktur ULN Indonesia yang tetap sehat itu juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1% dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” timpalnya.***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Tags: Bank IndonesiaPENutang luar negeri
ShareSendTweet
Berita Sebelumnya

Bebas dari Pemakzulan, Pengaruh Trump Masih Kuat di Partai Republik

Berita Berikutnya

Guru Besar USU Dipanggil Polda Sumut, Pengacara Minta Jadwal Ulang

Related Posts

Ekonomi

Jokowi: Gaungkan Benci Produk Asing!

Kamis, 4 Maret 2021
Ekonomi

Uang Kripto Makin Tenar, BI Bakal Bikin Bank Sentral Uang Digital

Kamis, 25 Februari 2021
Ekonomi

2021 Baru Mulai, APBN Sudah Defisit Rp 45,7 T

Selasa, 23 Februari 2021
Ekonomi

Marak Kasus Gagal Bayar Asuransi, OJK Terbitkan Aturan Baru

Selasa, 23 Februari 2021
Ekonomi

Deviden Global Anjlok Rp 3.000 T Gegara Pandemi

Senin, 22 Februari 2021
Ekonomi

BI Turunkan Bunga Acuan ke 3,5%

Kamis, 18 Februari 2021

Dikelola Oleh :

PT. WASPADA BAHANA ERIASAFA

Alamat Redaksi :
Jl. Garu 3 No. 33 Kel. Harjosari-I
Kecamatan Medan Amplas 20147
Telp : 061-785 0458
Email : medanpunyanews@gmail.com

TERBARU

Sidak RSU Pirngadi, Bobby Temui Banyak Fasilitas Rusak dan Sampah Berserakan

Kamis, 4 Maret 2021

Seorang Pria di Medan Rudapaksa Tetangga yang Masih Pelajar

Kamis, 4 Maret 2021

Andi Arief Ungkap Upaya Kudeta PD di Sumut, Sebut Nama Moeldoko

Kamis, 4 Maret 2021
  • Pedoman Media Cyber
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Sitemap

Copyright © 2020 medanpunya.com All Right Reserved | Dari Medan Kemana-mana

No Result
View All Result
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno

Copyright © 2020 medanpunya.com All Right Reserved | Dari Medan Kemana-mana