Wall Street Ditutup Melemah, Saham Teknologi dan Data Tenaga Kerja AS Jadi Pemicunya

New York(MedanPunya) Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (20/11) waktu setempat. Reli di awal sesi memudar setelah saham-saham teknologi tertekan dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) kembali memperburuk sentimen pasar.

Mengutip Reuters, Jumat (21/11) , indeks Dow Jones Industrial Average turun 272,72 poin atau 0,59 persen menjadi 45.867,80. Indeks S&P 500 melemah 73,63 poin atau 1,10 persen ke level 6.568,53, sedangkan Nasdaq Composite anjlok 357,60 poin atau 1,58 persen ke posisi 22.206,63.

Sektor consumer staples menjadi satu-satunya penopang S&P 500 dengan kenaikan 1,1 persen. Sebaliknya, sektor teknologi menekan indeks setelah saham Nvidia yang sempat melonjak hingga 5 persen pada awal perdagangan justru berbalik turun 2,5 persen pada penutupan.

Penurunan juga terjadi pada mayoritas saham semikonduktor, dengan indeks Philadelphia SE Semiconductor merosot 3,4 persen.

Kekhawatiran investor semakin meningkat terhadap valuasi tinggi saham teknologi, terutama di tengah lonjakan belanja pada teknologi kecerdasan buatan (AI). Kondisi ini membuat Nasdaq semakin menjauh dari level tertingginya pada Oktober.

Sentimen pasar juga tidak terbantu oleh rilis data tenaga kerja AS terbaru. Meski pertumbuhan lapangan kerja melampaui perkiraan, tingkat pengangguran justru naik pada September. Data yang saling bertolak belakang ini menambah spekulasi bahwa The Federal Reserve berpotensi memangkas suku bunga pada pertemuan Desember.

Jed Ellerbroek, Manajer Portofolio Argent Capital Management di St. Louis, mengatakan pembalikan arah pasar cukup sulit dijelaskan oleh satu pemicu tertentu.

“Saya memperkirakan pasar menguat berdasarkan kuatnya kinerja Nvidia dan keraguan terbaru terkait investasi AI. Laporan Nvidia meredakan banyak kekhawatiran. Namun kita berada dalam pola perdagangan defensif selama dua pekan terakhir, jadi bisa saja ini lanjutan dari tren tersebut,” ujarnya.

Nvidia yang kini berstatus sebagai perusahaan publik paling bernilai di dunia sebelumnya memproyeksikan penjualan kuartal IV di atas ekspektasi analis dan mencatat kinerja kuartal III yang kuat.

CEO Nvidia Jensen Huang turut meredakan kekhawatiran pasar dengan menegaskan bahwa pihaknya melihat dinamika berbeda dalam perkembangan AI dibandingkan apa yang dikhawatirkan investor.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version