Medan(MedanPunya) Brigadir Rudi Simamora, anak buah Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Faisal Rahmat Simatupang yang terlibat dalam kasus penembakan Iwan alias Nasib justru dituding sebagai bandar narkoba.
Mencuat dugaan, bahwa Iwan alias Nasib sengaja ‘dimatikan’, karena korban diduga banyak tahu mengenai jaringan narkoba di Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Lingkungan XIV, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan .
Menurut warga, Brigadir Rudi Simamora ini merupakan ‘orang lama’ yang sering keluar masuk ke Gang Mafo.
Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, kenala siapa Brigadir Rudi Simamora.
Maka dari itu, ketika Iwan alias Nasib tertembak pistol polisi, warga langsung mengenali satu diantara tiga polisi yang disebut sengaja menembak korban.
“Rudi Simamora ini punya tambak di Gang Mafo. Dia sering datang ke sana. Makanya kami menduga bahwa dia juga salah satu bandar narkoba terbesar di Gang Mafo dan kawasan lainnya,” kata Sulahi Tobing, satu diantara warga saat melakukan aksi ke Polres Pelabuhan Belawan, Jumat (18/11).
Sulahi mengatakan, warga di Gang Mafo sepakat jika polisi ingin memberantas narkoba.
Bahkan, warga mendukung tindakan aparat kepolisian tersebut.
Namun, kata Sulahi, dalam melakukan penindakan, sudah semestinya dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Jangan asal main tembak saja, seperti yang dialami Iwan alias Nasib.
Karena akibat dugaan kesengajaan dan kelalaian dalam proses penangkapan, Iwan alias Nasib yang belum tentu terbukti bersalah justru nyawanya melayang di tangan anak buah Kapolres Pelabuhan Belawan itu.
“Kami mendukung tindakan polisi dalam pemberantasan narkoba, tapi kami menyayangkan keterangan Kapolres yang tidak benar dan tidak sesuai fakta di lapangan,” kata Sulahi.
Ia pun mengajak petinggi kepolisian di Sumatera Utara agar sama-sama mengecek latar belakang Brigadir Rudi Simamora.
Patut diduga, Brigadir Rudi Simamora ini terlibat dalam jaringan peredaran narkoba.
Sehingga, ia dituding dengan sengaja menghilangkan nyawa Iwan alias Nasib, lelaki yang menurut pihak keluarga sudah berhenti terlibat narkoba sejak satu tahun terakhir.
“Ayo sama-sama kita cek siapa Rudi Simamora ini, biar tahu kita semua siapa dia. Jangan sampai terjadi kasus Sambo kedua di Belawan,” kata Sulahi.
Ia pun berharap Kota Belawan menjadi kondusif, bukan malah sebaliknya.
Sehingga, ia dituding dengan sengaja menghilangkan nyawa Iwan alias Nasib, lelaki yang menurut pihak keluarga sudah berhenti terlibat narkoba sejak satu tahun terakhir.
“Ayo sama-sama kita cek siapa Rudi Simamora ini, biar tahu kita semua siapa dia. Jangan sampai terjadi kasus Sambo kedua di Belawan,” kata Sulahi.
Ia pun berharap Kota Belawan menjadi kondusif, bukan malah sebaliknya.
Satu dari tiga polisi yang diduga sengaja menembak Iwan alias Nasib mengaku sempat terluka.
Polisi yang terluka itu katanya terkena sabetan senjata tajam yang dibawa Iwan alias Nasib.
Namun, keterangan polisi itu dianggap mengada-ada dan penuh rekayasa.
Menurut pihak keluarga, Iwan alias Nasib saat ditangkap baru saja tiba untuk melihat anaknya.
Saat ditangkap pun, Iwan tengah duduk sendirian di depan rumah sang anak.
Sehingga, jika polisi mengatakan bahwa Iwan alias Nasib melawan menggunakan pisau, itu adalah hal yang mustahil.
“Dalam peristiwa itu, korban dipiting lehernya, baru terjadi penembakan,” kata Samerson, kuasa hukum keluarga Nasib.
Samerson mengatakan, kalaulah polisi ingin melumpuhkan penjahat menggunakan senjata api, tentu yang dipilih bukan lah lehernya, melainkan pada bagian kaki.
“Kalau seperti ini membunuh namanya,” kata Samerson.
Ia berharap kasus ini bisa diusut seterang-terangnya.
Jangan sampai kasus ini mandek dengan stigma bahwa Iwan alias Nasib adalah bandar narkoba yang tewas akibat melawan saat ditangkap.***trb/mpc/bs