Banyak Dokter Sumut Kena Covid-19 karena Distribusi APD Lambat, Gubernur Edy Minta Maaf

Medan(MedanPunya) Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengumpulkan dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan, Kabupaten Mandailingnatal (Madina).

Masalahnya, banyak dokter yang terpapar Covid-19 di RSUD Panyabungan. Terdata 50 orang dokter, perawat dan staf RSUD Panyabungan yang terkonfirmasi positif. Dari jumlah itu, 7 dokter masih dirawat.

Menurutnya, ada hal yang salah dengan kondisi tersebut. Dari hasil diskusi, diakui terjadi kelengahan tim medis akibat terlambatnya distribusi Alat Pelindung Diri (APD).

“Saya sudah drop APD di sini, 1.000 unit. Saya tak izinkan dokter bertugas tidak menggunakan APD, hadapi dengan tulus pertempuran ini. Dalam kondisi sulit semua harus kompak,” kata Edy.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Pejabat sementara Bupati Madina Dahler Lubis, Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Sekretaris Satgas Covid-19 Sumut Arsyad Lubis, Sekretaris Daerah Kabupaten Madina Gozali Pulungan, Dirut RSUD Panyabungan Bidasari Siregar dan para dokter spesialis di RSUD Panyabungan.

Dijelaskan Edy, tenaga medis saat ini adalah prioritas untuk menjaga kesehatan agar tidak terpapar Covid-19. Para dokter harus tetap semangat di masa yang sulit ini.

“Kalau dokter yang meninggal, kita sulit mencari penggantinya karena harus melalui proses panjang. Kalau gubernur itu cepat, makanya Anda adalah prioritas,” katanya.

Dalam situasi saat ini, Edy meminta paramedis untuk tetap waspada dengan menganggap semua yang datang berobat terindikasi Covid-19, demi menjaga untuk tetap waspada dan menggunakan APD.

“Mohon maaflah untuk saat ini kita harus berpikiran negatif terlebih dahulu, demi menuntaskan masalah ini,” ucap Edy.

Kepada Dahler, Edy memerintahkan untuk segera menetapkan hotel sebagai tempat isolasi dan perawatan, juga untuk penginapan para dokter agar tidak bercampur dengan keluarga dan pasien.

Selain itu, dengan semakin rumitnya permasalahan ini, Edy meminta seluruhnya untuk tidak saling menyalahkan satu dengan yang lainnya.

“Jangan Anda saling menyalahkan orang lain. Tapi salahkan saya, karena saya gubernur yang bodoh, yang mau menerima laporan dan percaya saja dengan laporan itu. Saya akan perbaiki ini semua dan saya minta maaf,” katanya.

Harun dalam arahannya meminta Dahler segera mengaudit manajemen RSUD Panyabungan untuk menata kembali dan memperbaiki infrastruktur rumah sakit secara bertahap.

Sedangkan Sekretaris Daerah Kabupaten Madina Gozali Pulunganmengakui kesalahan pemda yang terlambat melaksanakan tracing.

Gozali menceritakan bahwa penyebaran Covid-19 di Madina bermula dari terpaparnya satu orang tenaga medis di RSUD hingga menyebar sampai saat ini.

Dokter spesialis penyakit dalam Safran Halim Harahap menyampaikan harapan agar tidak ada lagi kendala tentang ketersediaan APD di RSUD Panyabungan.

Pemkab Madina pun diminta untuk kembali mengaktifkan komite etik RSUD Panyabungan yang tidak aktif sejak Januari 2020.

“Dengan kunjungan gubernur ke mari, kami menyampaikan terima kasih dan berharap semua kendala dapat teratasi,” katanya.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version