Danau Siombak Tercemar Limbah, Pengelola Terpaksa Keluarkan Rp 400 Ribu Per Hari untuk Pembersihan

Medan(MedanPunya) Danau Siombak saat ini menjadi ikon wisata andalan warga Marelan dengan menyuguhkan panorama hutan mangrove.

Namun sayangnya, wisata alam yang terletak di Jalan Pasar Nippon, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan ini ikut terimbas dengan adanya pencemaran sampah.

Pantauan, Jumat (30/10) tampak kumpulan sampah mengular di sepanjang tepian perairan mangrove. Sampah yang menyangkut di akar-akar mangrove didominasi sampah rumah tangga seperti plastik, gabus, dan sterofoam makanan.

Pengelola Danau Siombak, Erlianto menuturkan bahwa pencemaran di danau ini lantaran sampah-sampah buangan masyarakat terikut lewat perairan.

“Kitakan ada di muara, sampah-sampah dari hulu akan melewati kita. Jadi ketika air surut, sampahnya tinggal. Kalau airnya pasang, sampahnya di tepi, tapi kalau udah surut berserak kemana-mana sampahnya ini,” ungkap Erlianto.

Dalam mengantisipasi ini, Erlianto sempat melakukan pembuangan sampah secara mandiri. Selama beberapa waktu ia menyewa empat petugas kebersihan untuk mengangkut sampah pinggiran dengan biaya Rp 85 ribu per orang.

Artinya Erlianto harus membayar sekitar Rp 340 ribu-Rp 400 ribu per hari untuk pengangkutan sampah. Mengeluarkan biaya yang cukup besar di tengah pandemi, Erlianto hanya mampu melakukan pembersihan selama satu bulan saja.

“Kemarin kita sudah lakukan angkut sampah manual dengan mengupah masyarakat. Namun, kita hanya sebatas satu bulan saja melakukan itu karena kita sudah tidak sanggup lagi. Kemudian situasi Covid gini pendapatan juga menurun, gak kuat pembiayaan kita,” ujarnya.

Masih dilingkupi limbah sampah, Erlianto mengaku sudah kebal telinga menerima keluhan masyarakat terkait kondisi danau yang sudah tercemar.

“Kita sudah kebal telinga lah dari masyarakat terkait masalah sampah. Sudah banyak keluhan tapi bagaimana lagi. Sampah ini lumayan banyak lah. Saya rasa satu pick up mobil ada sekali angkut waktu itu. Dengan biaya yang pas-pasan akhirnya ini kita hentikan,karyawan saja sudah kita ciutkan,” kata Erlianto.

Erlianto sendiri berharap agar ada perhatian dari pemerintah untuk turut bersinergi membersihkan sampah dari ikon wisata Medan Marelan ini.

“Kita berharap ada perhatian dari pemerintah lah dalam pemeliharaan Danau Siombak dari sampah. Kita sendiri gak kuat untuk membersihkan ini dengan keterbatasan pendapatan yang ada,” pungkas Erlianto.***trb/mpc/bs

 

 

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version