GNPF-U Sumut Minta Pemerintah RI Tak Diam soal Al-Qur’an Diludahi di Norwegia

Medan(MedanPunya) GNPF Ulama Sumatera Utara (Sumut) mengutuk aksi demonstran di Norwegia yang meludahi Al-Qur’an. Pemerintah Indonesia diminta tak diam terkait masalah ini.

“Kita mengutuk keras tindakan itu dan tidak seharusnya di zaman sekarang ini, orang melakukan hal-hal serupa, baik terhadap kitab suci pihak manapun,” kata Wakil Ketua GNPF Ulama Sumut Tumpal Panggabean, Selasa (1/9).

Dia mengatakan GNPF Ulama Sumut bakal membahas cara yang tepat untuk menyampaikan protes tersebut. Tumpal mengatakan pemerintah tak boleh diam terkait peristiwa di Norwegia, apalagi Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

“Kita berharap pemerintah Indonesia juga tidak diam. Republik Indonesia ini kan penduduk muslim terbesar di dunia. Jadi kalau ada terkait dengan isu-isu muslim di dunia, Indonesia harus menyatakan sikapnya, reaksinya seperti apa itu dalam bentuk konkret kontribusi negara ini terhadap penduduk muslim besar dunia tadi,” ujarnya.

Tumpal menyebut Indonesia menganut politik bebas aktif dalam hubungan internasional. Oleh sebab itu, katanya, pemerintah harus memberi respons terkait situasi internasional.

“Sikap bebas aktif politik kita itu kan bukan menyuruh kita diam, aktif kan. Aktif memberi respons terhadap perkembangan-perkembangan atau kejadian-kejadian apapun di luar negeri sana terkait dengan Islam. Karena kita mayoritas muslim terbesar di dunia. Jadi kita meminta juga pemerintah Indonesia untuk menyatakan sikapnya,” tuturnya.

Dia mengimbau umat muslim di Indonesia, khususnya Sumut menyalurkan protes dengan cara yang positif. Salah satunya lewat protes dari media sosial.

“Bayangkan kalau semua umat muslim di Sumut di medsos, di media, menyuarakan bentuk protes kerasnya, itukan bisa menjadi warning ke negara mereka dan menjadi perhatian dunia juga bahwa umat Islam Sumut, Indonesia, tidak diam,” ujarnya.

Dilansir media Jerman, DW, Minggu (30/8), kerusuhan pecah di Oslo pada Sabtu (29/8) waktu setempat. Insiden ini mendorong pihak berwenang untuk mengakhiri demonstrasi yang diorganisasi oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN) lebih awal.

Unjuk rasa tersebut berlangsung di dekat gedung parlemen. Ratusan pengunjuk rasa tampak berkumpul, menabuh genderang dan meneriakkan “Tidak ada rasis di jalanan kami,” seperti dilaporkan kantor berita DPA.

Kantor berita NTB melaporkan situasi ini memuncak ketika seorang wanita anggota SIAN merobek halaman dari Al-Qur’an dan meludahinya.

Wanita yang sebelumnya telah didakwa dan dibebaskan atas dakwaan ujaran kebencian itu, mengatakan kepada para pengunjuk rasa: “Lihat, sekarang saya akan menodai Al-Qur’an.”

Hampir 30 orang ditangkap. Bentrokan kemudian meletus, dengan diwarnai aksi melemparkan telur ke anggota SIAN dan mencoba melompati barikade polisi.***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Exit mobile version