Medan(MedanPunya) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta daerah-daerah yang ada di Sumut melakukan inovasi. Edy menilai daerah lebih bagus berinovasi daripada sibuk mem-bully dirinya sebagai gubernur.
“Saya kepingin saudara-saudara saya, ayolah, lakukan. 33 kabupaten/kota, jago-jago ini. Ini asyik sibuk bully gubernur aja. Kabupaten-kabupaten, ayo berbuat kalian,” kata Edy di rumah dinas Gubsu Medan, Rabu (27/10).
Edy menyampaikan hal itu saat acara penyerahan hadiah bagi organisasi perangkat daerah yang memiliki inovasi. Hadir sejumlah kepala daerah di Sumut dalam kegiatan itu.
Edy memberi contoh inovasi itu seperti yang dilakukan di Kabupaten Karo. Edy mengatakan, di Karo, kentang itu ditanam bertingkat.
“Saya kemarin ke Tanah Karo, saya lihat itu nanam kentang disusun dua tingkat. Wah salut saya. Itu inovasi. Ditanam di atas, di bawah pun berbuah. Saking senangnya saya kasih uang itu,” ujarnya.
Selain Karo, Edy memberikan apresiasi kepada pemerintah Gunungsitoli yang memberikan peminjaman alat berat secara gratis ke masyarakat. Edy mengatakan langkah ini baik ke masyarakat.
“Hebat juga Gunungsitoli, dapat menggratiskan ekskavator. Alat berat digratiskan, desa ini makai, desa ini makai. Dia bisa buat jalan. Wah masuk surga bapak (Wali Kota Gunungsitoli). Saya mau makai aja bayar sama PU ini,” tuturnya.
Edy mengatakan dirinya sangat mendukung daerah-daerah untuk melakukan inovasi. Jika butuh dana, Edy mengaku siap membantu.
“Ayo berbuat kalian. Saya pendapatan provinsi kalian minta, pakai kau, nggak ada urusan sama saya. Habiskan,” ucap Edy.
Edy kemudian menyinggung penggunaan APBD di daerah yang masih minim. Edy mengatakan untuk menghabiskan APBD saja sulit.
“Uang aja tidak bisa dihabiskan. Uang ada tak bisa dihabiskan. Aku berpikir macam mana kalian ini. Menghabiskan uang aja kalian nggak bisa, bayangkan. Aneh Sumut ini. Ada kabupaten yang masih 22 persen,” jelas Edy.
Edy meminta agar anggaran ini segera dihabiskan. Edy mengatakan semua hal bisa dilakukan asal tidak tergolong korupsi.
“Prosedur ada agar tidak terjadi KKN. Selama tidak KKN, lakukan. Takut? Tidak usah jadi pembinaan,” paparnya.***dtc/mpc/bs