Jumlah Korban Meninggal, Teriakan Warga Minta Tolong hingga Evakuasi

Medan(MedanPunya) Sejumlah lokasi di Kota Medan tergenang banjir dengan ketinggian 1 sampai 6 meter, Jumat (4/12).

Belum diketahui pasti total korban jiwa. Mulai dinihari tadi petugas mengevakuasi warga yang terjebak di daerah rawan.

Banjir terparah terpantau di Desa Tanjung Selamat dan Kawasan di Jalan Brigjen Katamso Medan.

Ketinggian air di dua lokasi tersebut hingga atap rumah warga.

Seperti halnya di Kompleks De Flamboyan, Desa Tanjung Selamat , Medan Tuntungan.

Pantauan, puing-puing berserakan, tiang listrik tumbang, mobil pun tenggelam.

Kepala Kantor SAR Medan Toto Mulyono menyebutkan bahwa tim evakuasi kesulitan untuk menembus ke lokasi banjir karena ketinggian.

“TIM pada saat awal menerima informasi pada 00.20 WIB, memang ketinggian sangat tinggi bahkan di jalan raya saja sudah satu meter. Ketinggian di dalam lokasi banjir hingga 4 sampai 6 meter. Sampai ke lokasi kita harus pakai perahu rafting Basarnas, Polri dan Arhanud,” tutur Toto Mulyono

Ia mengakui bahwa tim evakuasi kurang menguasai lokasi banjir sehingga rawan.

“Menjangkau ke lokasi agak sulit, tim tidak menguasai medan. Resiko rafting sangat rentan,” tuturnya.

Satu pria ditemukan meninggal dunia di Perumahan Griya Nusa III Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Medan, Jumat (4/12).

korban dibawa dengan perahu karet dari dalam perumahan yang airnya sudah mulai surut.

Korban diperkirakan berumur 50 tahun dengan bertubuh gempal.

Terlihat wanita berdaster kuning yang ada di samping korban histeris dan meraung-raung memeluk korban.

“Pak kenapa kau tinggalkan aku pak,” teriaknya.

Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi juga ikut mengevakuasi jenazah menuju ambulans.

Informasi dari salah satu petugas Basarnas bahwa mayat ditemukan di Komplek D5.

Informasi yang dihimpun, ratusan warga sudah mengungsi di atap/genteng rumah dan di lantai dua rumah menunggu dievakuasi tim gabungan Basarnas dan Polri.

Hujan deras yang terjadi di kawasan Sumatera Utara berdampak banjir.

Seperti di persimpangan Jalan Pinang Baris, air menggenangi simpang empat, Jumat (4/12).

Pantauan di lokasi, ratusan kendaraan sepeda motor yang nekat melintas mengalami mogok karena mesin terendam air.

Namun, seperti mobil truk maupun bermesin disel, terlihat masih bisa melintas banjir. Naiknya air terjadi sekitar pukul 04.00 WIB.

Hingga kini, air masih merendam lokasi dengan ketinggian 50 cm.

Untuk mengatasi kemacetan, petugas dari dinas perhubungan maupun satlantas telah memasang pembatas jalan (pengalian arus).

Dewi warga setempat mengatakan, banjir tersebut merupakan luapan sungai kampung Lalang.

“Kalau ini luapan air sungai Kampung Lalang. Air ini naik sejak pukul 04.00 WIB. Saya saja sampai tidak bisa jualan,” ucapnya.

Seperti yang diketahui, Jalan Gatot Subroto persimpangan Kampung Lalang, merupakan akses Utama menuju Kota Binjai dan Aceh.

Dua korban meninggal dunia kembali ditemukan tim Basarnas banjir Komplek Perumahan De Flamboyan, Desa Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Medan, Jumat (4/12/2020) pagi.

Sekitar pukul 06.20 WIB, petugas Basarnas Medan menemukan sesosok mayat wanita 30-an tahun berkerudung hitam dengan baju lengan panjang merah.

Posisi korban berada di dekat Aliran Sungai Pantai Bokek.

Tak lama berselang, petugas melihat lagi sesosok mayat pria 20-an tahun yang sudah meninggal dalam kondisi tegang mengenakan jaket kuning dan jelana jeans.

Pria tersebut dikenali identitasnya bernama Heka. Dengan ditemukannya dua mayat ini, total ada tiga orang yang menjadi korban keganasan banjir kali.

Sebelumnya satu pria ditemukan meninggal dunia di Perumahan Griya Nusa III Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Medan.

Korban diperkirakan berumur 50 tahun dengan bertubuh gempal. Terlihat wanita berdaster kuning yang ada di samping korban histeris dan meraung-raung memeluk korban. “Pak kenapa kau tinggalkan aku pak,” teriaknya.

Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi juga terlihat ikut mengevakuasi jenazah menuju ambulans. Informasi dari salah satu petugas Basarnas bahwa mayat ditemukan di Komplek D5.

“Ditemukan di komplek D5 bang, identitasnya belum kita dapat,” cetusnya.

Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Medan, Hisar Turnip menyebutkan bahwa membenarkan satu korban tersebut.

Hingga saat ini tim Basarnas Medan masih melakukan pencarian terhadap korban jiwa.

Kepala Kantor SAR Medan Toto Mulyono menyebutkan bahwa awalnya tim evakuasi kesulitan untuk menembus ke lokasi banjir karena ketinggian.

“TIM pada saat awal menerima informasi pada 00.20 WIB, memang ketinggian sangat tinggi bahkan di jalan raya saja sudah satu meter. Ketinggian di dalam lokasi banjir hingga 4 sampai 6 meter. Sampai ke lokasi kita harus pakai perahu rafting Basarnas, Polri dan Arhanud,” tuturnya.

Ia mengakui bahwa tim evakuasi kurang menguasai lokasi banjir sehingga rawan.

“Menjangkau ke lokasi agak sulit, tim tidak menguasai medan. Resiko rafting sangat rentan,” tuturnya.***trb/mpc/bs

 

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version