Medan(MedanPunya) Sejumlah orang tua peserta didik di berbagai daerah di Sumatera Utara menjadi korban Yayasan Sari Asih Nusantara (SAN).
Seperti halnya di Samosir, Medan, Porsea dan Parapat.
Satu dari orang tua siswa, Cut Halimah, warga Parapat mengatakan Yayasan SAN yang selama ini membuka kantor di berbagai daerah tidak mencairkan uang anaknya.
Selama ini Yayasan SAN dikatakan Cut Halimah datang menawarkan jasa dan menampung anak-anak sekolah untuk menabung.
“Tabungan anak sekolah enggak cair. Seluruhnya bermasalah, di Samosir juga, Lumban Julu Tobasa, karena bermasalah dari pusat di Medan,” ujarnya, Senin (28/6).
Hingga akhirnya, pada Rabu pekan lalu para orang tua mendatangi kantor pusat di Medan.
Sayangnya, orang berkompeten yang hendak ditemui tidak ditemukan di kantornya, sehingga mereka mendatangi rumah bendahara yayasan tersebut di Medan.
Memang, kata Cut, Yayasan SAN itu tidak ada hubungannya dengan sekolah dalam meyelenggarakan tabungan untuk anak.
Dalam satu keluarga, korban bisa sampai tiga orang.
“Satu keluarga ada yang dua orang atau tiga orang anaknya ikut tabungan ini. Saya kemarin, tiga orang ikut. Ini, satu lagi yang belum cair anakku,”ujar Cut.
Sistem penabungan dilakukan sejak awal masuk sekolah.
Sementara untuk penarikan menurut Cut diberlakukan pada saat akan tamat sekolah.
Para siswa wajib mengisi tabungan setiap bulan dan besarannya bervariasi sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
Nantinya setiap siswa bakal dikenakan bunga 10 persen.
Permasalahan tabungan yang dialami Cut yang berdomisili di Parapat, Simalungun juga dialami oleh Ernita Malau.
Ernita Malau yang tinggal di Samosir juga merupakan korban.
Ernita sudah dua tahun memberi tabungan untuk anaknya namun tiba-tiba bermasalah.***trb/mpc/bs