Jakarta(MedanPunya) Ketua Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Medan, Khairi Amri, mengakui adanya ajakan demonstrasi rusuh di WhatsApp Group (WAG) ‘KAMI Medan’. Salah satu member grup menyerukan ajakan demo seperti 1998.
“(Nama WAG) KAMI Medan. Grup WA-nya yang terbaru ini yang saya buat sekitar akhir September atau awal Oktober-lah, itu baru. Ya rencana buat komunitas KAMI itu kan, karena KAMI sudah dari Sumut… sudah berdiri, ya ini Medan kita dirikan gitu,” kata Khairi di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (12/10) malam.
Khairi kemudian menyebut dirinya sebagai inisiator KAMI Medan sekaligus admin WAG. Seingat Khairi, jumlah member di WAG itu 40 orang. Menurut Khairi, dirinya jarang mengecek isi percakapan di grup ‘KAMI Medan’ karena kesibukannya bekerja.
“(Saya, red) inisiator KAMI Medan. Admin (WAG KAMI Medan), admin ada beberapa orang. (Jumlah member WAG KAMI Medan) belum banyak, masih sekitar 40-an ya itu. (Isi percakapan) saya kurang, memang itu saya jarang buka, kecuali sudah malam, baru saya baca. Tapi sebenarnya saya mengatakan penyusunan program, kapan mau dibuat acara rapat itu. Tapi kadang ada main-main juga, kita kirim-kirim meme apa gitu,” tutur Khairi.
Karena jarang memantau percakapan di grup, sambung Khairi, dirinya baru menyadari ada kalimat ajakan demo rusuh oleh dua member grupnya. Khairi menyebut dua member grup tersebut dibawa ke Mabes Polri bersama dirinya.
“Ya saya kurang kontrol itu walaupun saya sudah terakhir kejadian ini, dibuka saya baru sadar rupanya itu isinya. Itu kadang saya cuma klik aja, tidak saya baca memang, memang itu saya akui, jarang saya baca WA,” tutur Khairi.
“Bukan (ujaran kebencian) SARA, tapi ada apa ya, ke penguasa pula. Mengajak (demonstrasi) sampai chaos. Saya kaget itu, ‘Ayo kita buat seperti ’98’. Tidak ada kayaknya SARA, nggak ada. Cuma ketidaksenangan ke kebijakan pemerintah, apalagi kita sama-sama nggak tahu nih omnibus law, tapi kita anggap kita menolak gitu,” sambung dia.
Dia kemudian menyampaikan berkenalan dengan dua member grup ‘KAMI Medan’ tersebut saat Pilpres 2019. Khairi menyebut dua member yang menyerukan ajakan merusuh justru tak ikut turun ke jalan saat demo.
“Kenal di luar saja, sama-sama relawan waktu Pilpres (2019). Nggak datang mereka (saat KAMI Medan bagikan makanan ke pendemo),” tutup Khairi.
Sebelumnya, Khairi ditangkap polisi lantaran diduga menggerakkan massa pendemo pada Jumat, 9 Oktober 2020, sore. Saat polisi menyita dan memeriksa handphone-nya, ditemukan WAG ‘KAMI Medan’, yang di dalamnya terdapat ajakan untuk menggelar unjuk rasa ricuh.***dtc/mpc/bs