Muncul Spanduk Tangkap Masinton Pasaribu di Medan

Medan(MedanPunya) Spanduk bertuliskan tangkap Masinton Pasaribu muncul di Kota Medan. Kemunculan spanduk ini setelah kasus dugaan pelecehan seksual dan penganiayaan yang diduga dilakukan Masinton ke Wakil Ketua DPRD Tapteng Camelia Neneng Sinurat.

Pantauan, Jumat (18/10) spanduk tersebut terpasang di persimpangan Jalan Sunggal dan Jalan Ringroad Gagak Hitam, Medan. “CCTV dan Hasil Visum Sudah Ada Segera Tangkap Masinton Pasaribu,” demikian tertulis di spanduk yang juga menampilkan wajah Masinton.

Warga sekitar, Putra, mengaku tidak tahu pasti kapan spanduk tersebut muncul. Dia awalnya tidak terlalu memperhatikan keberadaan spanduk tersebut.

“Saya juga baru lihat spanduknya hari ini,” ujarnya.

Setelah melihat spanduk itu, dia mencoba mencari informasi terkait Masinton Pasaribu. Dia mendapati informasi bahwa Masinton telah dilaporkan ke polisi terkait kasus dugaan pelecehan dan penganiayaan ke salah satu koleganya di PDIP.

“Kok bisa ya dua orang yang berasal dari satu partai saling lapor polisi. Bukannya ketika satu partai saling mendukung, apalagi Masinton ikut kontestasi Pilkada Tapteng,” katanya.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba mengatakan laporan itu dilayangkan Camelia pada Senin (7/10) dini hari.

“Laporan sudah kita terima Senin dini hari. Kalau sejauh ini laporan itu dugaan terkait penganiayaan dan dugaan ada pelecehan seksual,” kata Jama, Rabu (9/10).

Pihak Masinton Lapor Balik

Sebelumnya, pihak kuasa hukum Masinton-Mahfud juga melaporkan anggota DPRD Tapteng Ari Mitara Halawa. Laporan itu dilayangkan hari ini dan diterima dengan nomor: STTLP/B/1398/X/2024/SPKT/Polda Sumut. Adapun yang menjadi pelapor adalah Tim Penasehat Hukum Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi Joko Pranata Situmeang.

“Hari ini, kita resmi melaporkan Bapak Ari Mitara Halawa dan Ibu Camelia Neneng karena kita menduga telah menebar berita bohong atau hoaks yang mengakibatkan pencemaran nama baik Masinton Pasaribu yang saat ini maju sebagai calon Bupati Tapanuli Tengah,” kata Joko Situmeang, dalam keterangannya, Selasa (8/10).

Joko menjelaskan, berita yang beredar tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lokasi kejadian. Dia menyebut, pihak Camelia dan Ari Mitara mendramatisasi peristiwa yang terjadi di tempat makan durian di Medan tersebut.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version