Medan(MedanPunya) Kericuhan nyaris baku hantam terjadi saat normalisasi drainase antara warga dengan LSM Tamperak yang membekingi pengusaha gudang botot di Jalan Karya Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat, berlangsung ricuh, Senin (21/6).
Amatan, pemerintah Kecamatan Medan Barat telah mempersiapkan alat berat, petugas PU, Satpol-PP hingga warga setempat untuk melaksanakan normalisasi drainase tepat di Jalan Karya.
Terlihat trotoar jalan di gudang botot tersebut telah menutupi jalan dan menyumbat drainase yang ada di jalan tersebut.
Namun, sejumlah warga yang mengenakan baju kemeja putih LSM Tamperak mencoba menghalangi petugas yang akan melakukan normalisasi di pintu masuk gudang botot tersebut.
Akhirnya warga yang ikut dalam penertiban tersebut tidak terima dengan penghalangan para anggota LSM tersebut.
“Tidak bisa ini anggota saya,” teriak seorang anggota LSM berbadan gempal.
Langsung saja seorang warga yang tak terima, langsung berteriak di hadapan wajah pria tersebut bahwa gudang botot tersebut.
“Bapak siapa?, kami rakyat sini, selama ini kami diam. Abang wartawan biar tahu ya ini sudah tahunan mereka baru 1 bulan ini menyuarakan ke dalam. Berpuluh-puluh tahun mereka disini bongkar muat, saya rakyat sini, saya masyarakat disini, saya tinggal disini masa saya tidak tahu, kami merasa terganggu selama ini. Kita udah tahunan kontrol disini, saya rakyat merasa terganggu. Yang tadinya ada lampu merah disana kenapa tidak ada,” teriak salah seorang warga bernama Fredi.
Hal tersebut membuat suasana semakin panas, kedua belah pihak sudah saling menunjuk satu sama lain hingga nyaris terjadi baku hantam. Hingga akhirnya Camat Medan Barat Rudi F Lubis langsung melerai kedua belah pihak.
Sempat terjadi ada adu mulut, hingga akhirnya pihak LSM Tamperak tak dapat berdaya hingga akhirnya pihak pekerja melakukan tugasnya dengan alat berat meratakan trotoar.
Camat Medan Barat Rudi F Lubis menuturkan bahwa penertiban ini karena adanya drainase yang ditutup dan arahan dari Walikota Medan.
“Sesuai peraturan yang telah ditetapkan, jadi ini kita melakukan normalitasi terkait drainase kita yang ditutup. Ini juga sesuai dengan arahan bapak walikota untuk membuka drainase-drainase yang selama ini tertutup, agar memudahkan kita menormalisasi sedimen-sedimen yang ada di drainase,” bebernya.
Ia mengakui bahwa laporan dari masyarakat, adanya penutupan drainase yang dilakukan gudang botot tersebut sering menyebabkan banjir.
“Tentu, ini berawal dari pengaduan masyarakat kepada kita yang oleh turunnya alat berat dari PU seperti yang kita lihat saat ini,” katanya.***trb/mpc/bs