Medan(MedanPunya) Seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati Medan dilaporkan ke Polda Sumut oleh keluarga pasien karena diduga mengamputasi kaki pasien berinisial JS tanpa izin keluarga. Polisi akan menyelidiki laporan tersebut.
Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon mengatakan pihaknya telah menerima laporan itu. Selanjutnya, pihak kepolisian akan menindaklanjuti laporan tersebut.
“Laporan sudah kami terima dan akan kami tindak lanjuti,” kata Siti, Selasa (4/3).
Sebelumnya, suami pasien, Everedy Sembiring (49) menjelaskannya jika dia membawa istrinya ke rumah sakit pada Minggu (23/2) untuk mengobati jari telunjuk kaki sebelah kanan istrinya yang infeksi gegara terkena paku.
“Kami ke Rumah Sakit Mitra Sejati karena jari kaki dari istri saya infeksi, terus menginap lah di Mitra Sejati, karena kata dokter jarinya itu harus dioperasi,” kata Everedy Sembiring.
Kemudian pada Senin (24/2) pagi, Everedy kembali memastikan apakah operasi yang dilakukan hanya untuk jari kaki istrinya. Dokter saat itu memastikan jika hanya jari kaki yang bakal dioperasi.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Everedy diminta menandatangani formulir persetujuan oleh pihak rumah sakit. Terdapat 2 surat yang ditandatangani oleh Everedy, yakni persetujuan pembiusan dan operasi jari kaki.
Pukul 16.00 WIB, JS kemudian dibawa ke dalam ruang operasi. Sementara Everedy bersama anaknya menunggu di luar.
Pihak rumah sakit kemudian memanggil keluarga JS sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, perawat tiba-tiba menyerahkan kaki JS yang diamputasi kepada keluarga.
“Kemudian setengah 6 dipanggil perawat daripada rumah sakit bagian operasi itu, jadi datang anak saya yang paling tua, didatanginya perawat itu. ‘Ini kaki ibu JS’,” sebutnya.
Mengetahui hal itu, keluarga disebut terkejut. Sebab menurut Everedy, tidak ada persetujuan untuk melakukan amputasi dari keluarga JS.
Menurutnya, JS dapat menggerakkan 4 jari kaki kanan yang tidak infeksi dan dapat berjalan. Sehingga dia mempertanyakan kenapa pihak rumah sakit melakukan amputasi.
Everedy menjelaskan jika pihak rumah sakit mengaku amputasi itu dilakukan bagian dari tindakan emergency. Pihak rumah sakit disebut mengklaim jika keluarga JS tidak ada saat dipanggil, padahal Everedy mengaku berada di dekat ruangan tunggu operasi saat itu.
“Alasan dokter itu tindakan emergency, kemudian dipanggil perawat, keluarga tidak ada katanya, jadi kami yang menunggu di samping daripada ruang tunggu operasi apa?,” sebutnya.
Saat ini JS masih di rawat di rumah sakit tersebut. Everedy menuturkan jika kejiwaan JS pasca kakinya diamputasi tidak stabil. Everedy menuntut pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit.***dtc/mpc/bs