Respons Bobby Nasution soal Istana Maimun yang Dikeluhkan Warga Mirip Pasar

Medan(MedanPunya) Pengunjung mengeluhkan suasana di dalam Istana Maimun yang merupakan cagar budaya bersejarah namun dinilai mirip pasar karena banyaknya pedagang. Wali Kota Medan Bobby Nasution pun merespons keluhan tersebut.

Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut awalnya mengatakan tidak mau menyalahkan siapa-siapa terkait persoalan tersebut. Menurutnya, menjaga peninggalan Kesultanan Deli merupakan tanggung jawab semua orang.

“Iya betul (Istana Maimun cagar budaya), tapi ini bukan menyalahkan siapa-siapa ya, yang pasti ini menjadi tanggung jawab kita semua bersama-sama, bukan hanya kesultanan, bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat,” kata Bobby Nasution usai kegiatan di Lapangan Benteng Medan, Senin (6/3).

Pemerintah, kata Bobby, sudah pernah mencanangkan akan merevitalisasi Istana Maimun. Revitalisasi itu dicanangkan usai Presiden Jokowi mengunjungi Istana Maimun pada tahun 2018.

“Dari sisi pemerintahnya sendiri, kami sudah beberapa kali diskusi untuk pertama merevitalisasi, memang waktu itu 2018 pemerintah pusat saat Pak Presiden datang ke Istana Maimun sudah mengalokasikan untuk merevitalisasi Istana Maimun,” ujarnya.

Namun rencananya tersebut tidak terealisasi hingga saat ini. Bobby mengungkapkan penyebabnya adalah masalah internal keluarga kesultanan.

Ayah Ketua Nahyan tersebut menyebutkan, di awal dia menjabat sebagai Wali Kota Medan, ia kembali mencoba berkomunikasi dengan pemangku Istana Maimun. Saat itu Bobby berkomunikasi dengan Sultan Deli XIV, Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alamsyah dan Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid selaku pengelola.

“Ketika pertama kali saya menjabat, di tahun-tahun pertama saya sudah berkomunikasi dengan Sultan dan juga dengan yayasan untuk mencoba kembali revitalisasi tersebut,” sebutnya.

Namun permasalahan di internal keluarga kesultanan belum juga selesai sehingga belum bisa dilakukan revitalisasi. Saat ketemu dengan Sultan Deli XIV, Bobby menuturkan kerap diskusi terkait penyelesaian masalah itu.

“Namun persoalannya lagi-lagi masih sama (masalah internal keluarga), bahkan beberapa kali saya dengan Sultan juga menyampaikan bagaimana penyelesaian permasalahan itu dulu baru ngomongin revitalisasinya, ketika itu selesai jika bicara revitalisasi dan lain-lainnya akan lebih gampang, sampai hari ini masih terjadi polemik,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, pengunjung merasa suasana di Istana Maimun lebih mirip pasar. Karena banyaknya jualan yang terdapat di dalam istana peninggalan Kesultanan Deli tersebut.

“Ini (yang jualan) sebenarnya mengganggu itu jadi nggak nampak, udah kayak berada di dalam apa kita ini, dalam pajak sentral,” kata Yeni saat ditemui di Istana Maimun, Kamis (2/3).

Ternyata para pedagang tersebut masih keturunan Kesultanan Deli. Hal itu disampaikan oleh salah satu pengelola Istana Maimun Medan, Rafsyanjani.

“Kalau pendapat saya sendiri, saya juga keturunan, saya juga pengelola di sini saya tidak bisa berkata apa-apa karena semua juga keluarga saya juga,” katanya.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version