Manchester(MedanPunya) Kemenangan Arsenal atas Manchester United, 1-0, di Stadion Old Trafford, pada laga yang berakhir Senin (2/11/2020) dini hari waktu Indonesia, mengakhiri tren buruk tim “Meriam London”. Arsenal akhirnya meraih kemenangan pertama di kandang tim-tim ”enam besar” untuk pertama kalinya selama lima tahun.
Tim “enam besar” atau Big Six merupakan istilah untuk menyebut enam tim besar yang dominan di papan atas Liga Inggris. Mereka adalah MU, Manchester City, Liverpool, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan Arsenal.
Sejak mengalahkan City pada Januari 2015, Arsenal selalu gagal menang jika bertandang ke tim-tim tersebut. Namun, semua itu berubah ketika mereka bisa membuat MU tidak bisa menjalankan skema mereka dengan baik. Penyerang Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, memastikan kemenangan tim “Meriam London” dengan mencetak gol dari titik penalti pada menit ke-69.
Gol tersebut membuat Arsenal bisa menang di kandang MU untuk pertama kalinya sejak tahun 2006 atau 14 tahun silam.
“Kami ingin mengalahkan mereka (tim enam besar) sepanjang waktu dan bersaing melawan mereka di liga. Kami akan berevolusi dan berkembang sehingga kami bisa pergi kemana saja dan tetap bisa bersaing,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta.
Perkembangan itu terjadi dari cara Arteta memahami kelemahan lawan dan mengeksploitasinya. Laman media di Inggris, The Guardian, mengulas bahwa MU selama ini masih bermain dengan cara yang monoton di tangan manajer Ole Gunnar Solskjaer. MU lebih sering bertahan lebih dalam, membiarkan lawan maju, lalu memukul balik lawan dengan serangan cepat.
Cara tersebut bisa memberikan daya rusak yang lebih besar jika MU mampu unggul lebih dulu sehingga lawan akan merasa lebih tertekan dan tidak bisa menerapkan strategi dengan baik. RB Leipzig merupakan salah satu tim yang termakan strategi MU itu pada laga Liga Champions Eropa sehingga kalah 0-5 di Old Trafford, pekan lalu.
Solskjaer tetap menggunakan formasi 4-4-2 pada laga kontra Leipzig itu untuk menghadapi Arsenal. Formasi ini memungkinkan ia bisa memainkan Paul Pogba dan Bruno Fernandes sekaligus di lini tengah. Meskipun menurunkan dua gelandang terbaiknya, namun bukan berarti MU tampil baik.
Pogba justru ceroboh menjatuhkan Hector Bellerin dan pelanggaran itu menghasilkan tendangan penalti yang membuat MU kalah.
”Mungkin saya kehabisan napas dan itu membuat saya melakukan hal bodoh,” ujar Pogba.
Sebaliknya, lini tengah Arsenal semakin solid berkat kehadiran gelandang serba bisa seperti Thomas Partey. Ia bisa membantun meningkatkan daya serangan sekaligus memperkuat pertahanan tim seperti pada laga kontra MU itu.
Partey malam itu menjadi pemain yang paling banyak mencatat sentuhan bola, memenangi duel, dan merebut bola.
“Anda bisa menilai kualitas pemain ketika melihat ia secara langsung. Semakin lama melihat Partey, semakin saya ingin ia bermain sebagai gelandang MU,” kata mantan gelandang MU, Roy Keane.
Keane kemudian mengatakan bahwa Partey berpeluang menyamai pencapaian gelandang hebat Arsenal seperti Patrick Vieira. Partey punya karakter dan kemampuan untuk itu. Ia bertubuh besar dan kuat serta bermain agresif dan suka mengoper bola langsung ke depan.
Tidak keliru jika Arsenal sejak lama memburu Partey dan akhirnya bisa mendapatkannya pada hari terakhir bursa transfer musim panas lalu. Arsenal menebus klausul pembelian Partey dari Atletico Madrid sebesar 45 juta pounds atau Rp 857 miliar.
Kini, Arsenal masih berada di peringkat ke-9 dengan 12 poin, sedangkan MU berada di peringkat ke-15 dengan tujuh poin. Aubameyang percaya Arsenal masih bisa terus menanjak seiring waktu.
“Kami tahu sejak awal kami harus percaya proses. Apa yang sedang dikerjakan Arteta sangatlah bagus,” kata Aubameyang.***kps/mpc/bs