Liverpool(MedanPunya) Mohamed Salah diwanti-wanti lagi agar mengurangi sikap egoisnya di lapangan. Kalau tidak, maka Liverpool yang merugi karena bisa terjadi perpecahan.
Salah tak dipungkiri adalah mesin gol Liverpool sejak gabung klub pada 2017. Mantan pemain AS Roma itu sudah mencetak 100 gol dari 161 penampilan.
Liverpool juga terbantu dengan kehadiran Salah ketika dibawa meraih gelar juara Premier League dan Liga CHampions. Tapi, di balik penampilan hebat Salah, terselip kritikan untuk keegoisannya.
Salah memang tak pernah diminta mundur bertahan oleh manajer Juergen Klopp dan diberi kebebasan bergerak ke manapun. Selain itu, pemain asal Mesir itu kerap “maruk” di kotak penalti ketimbang mengoper kepada rekannya.
Sadio Mane kerap jadi korban Salah karena beberapa kali dalam posisi bebas, tapi tidak dioper oleh rekannya itu. Mane bahkan pernah mencak-mencak musim lalu saat Salah tidak memberikan bola pada laga kontra Burnley.
Kejadian sama berulang lagi saat Salah memilih membawa sendiri bola melewati pemain Sheffield United pekan lalu dan menembak bola yang akhirnya kena tiang. Lagi-lagi, Mane dalam tayangan ulang terlihat punya kans bikin gol lebih besar.
Dengan kondisi seperti ini, maka Liverpool dan Klopp harus bisa mencari jalan keluarnya. jika tak mau trio Firmansah (Roberto Firmino, Mane, dan Salah) bernasib sama seperti The Beatles, band top asal Liverpool, yang bubar pada 1970.
The Beatles kala itu pecah karena konflik antara John Lennon sebagai pentolan dengan Paul McCartney, George Harisson, dan Ringo Starr.
“Mohamed Salah harus hati-hati karena saya melihatnya kerap menomorduakan tim untuk dirinya sendiri,” ujar mantan pemain sejumlah klub Inggris, Garth Crooks.
“Alasan Liverpool bisa sukses seperti sekarang adalah karena kolaborasi ketiga pemain depannya,” sambung Crooks yang lama Stoke City dan Tottenham Hotspur itu.
“Bukankah The Beatles bubar gara-gara hal remeh seperti itu?,” tutup Crooks.***dtc/mpc/bs