Jakarta(MedanPunya) Partai Demokrat (PD) menjelaskan maksud Waketum PD Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas soal koalisi besar untuk memenangkan 2024 dan menjalankan pemerintahan. Partai Demokrat menyebut sudah menemukan satu perahu dengan PKS dan NasDem.
“Prinsipnya Partai Demokrat sudah menemukan jalan satu perahu dengan PKS dan NasDem. Tapi nggak cukup bicara itu saja. Kita sudah bicara jauh, kalau capres-cawapres yang kita usung menang, kita juga harus memperluas koalisi itu,” kata Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief kepada wartawan, Jumat (19/8).
Andi Arief menjelaskan maksud Ibas soal koalisi besar itu mengenai setelah capres yang diusung menang. Kekuatan koalisi yang sudah satu perahu tersebut menurut Andi Arief perlu ditambah.
“Mas Ibas mengatakan bahwa butuh koalisi besar, kalau sudah menang nanti capres-cawapres, dalam pengertian bahwa memang tidak harus seperti saat ini tetapi nanti koalisi yang misalkan terjadi antara NasDem, PKS, dan Demokrat, itu harus ditambah nanti, setelah menang. Sebab syarat untuk menang, sudah ada memenuhi, satu perahunya itu sudah ada,” ujar Andi Arief.
Ibas, kata Andi Arief, seperti keputusan partai menginginkan juga harus banyak calon. Agar semakin banyak pilihan, sama seperti yang dikatakan NasDem dan partai-partai lain.
“Tapi itu saja tidak cukup nanti kalau setelah menang. Jadi Partai Demokrat ini masih tetap konsisten bersama PKS dan NasDem, cuma dalam pembicaraan-pembicaraan kita juga sudah berpikir nanti kalau sampai capres yang kita usung menang, kita juga berpikir akan menambah koalisi,” ucapnya.
Koalisi besar usai capres yang diusung menang, menurut Andi Arief, seperti pengalaman 2004 pemerintahan Presiden RI ke-6 SBY. Pemerintahan awal SBY saat itu tak diusung partai cukup besar, sehingga kekuatan koalisi dilebarkan.
“Itu memang dalam stabilitas pemerintahan perlu komponen parlemen yang cukup besar, pada wak itu ada dinamika. Jadi tolong dibedakan pendapat Mas Ibas itu, supaya jangan salah mengerti, karena yang dimaksud Mas Ibas adalah sebelum dan sesudah menang,” imbuhnya.
Ibas Yudhoyono sebelumnya mengungkapkan partainya masih membangun komunikasi dengan partai politik lain demi koalisi yang besar, tidak hanya satu atau dua partai. Di luar Demokrat, koalisi yang sudah terbentuk saat ini yakni Koalisi Indonesia Bersatu yang diawaki Golkar-PAN-PPP dan koalisi Gerindra-PKB.
“Saya yakin komunikasi politik tidak bisa berhenti ke satu dua partai, kita ketahui dari masa periode ke periode, koalisi yang besar pun dibutuhkan. Karena setelah terjadinya pemerintahan di akan datang, ya tentu koalisi-koalisi juga membutuhkan tenaga dan energi yang lebih luas,” kata Ibas kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8) lalu.
Menurut Ibas, pemerintahan ke depan butuh gabungan beberapa partai. Sementara kondisi politik jelang 2024, menurut Ibas, masih misteri dan masih cair, bahkan bisa ditentukan di hari-hari terakhir pendaftaran capres-cawapres.
“Jadi tidak hanya cukup satu dua partai saja yang memerintah, tapi juga diperlukan gabungan anatara beberapa partai ke depan,” jelasnya.***dtc/mpc/bs