Jakarta(MedanPunya) Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan sejumlah negara lain.
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen, namun ia menilai kondisi tersebut masih lebih baik ketimbang sejumlah negara lain.
Banyak negara lain yang ekonominya terdampak lebih dalam dari Indonesia akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
“Pertumbuhan negatif atau kontraksi ekonomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, hampir seluruh negara mengalami hal serupa bahkan dengan kontraksi yang lebih tajam,” kata Arif, Senin (10/8).
Arif mengatakan, Uni Eropa mengalami pertumbuhan ekonomi hingga minus 14,4 persen. Begitu juga Amerika Serikat yang mencapai minus 9,5 persen.
Negara tetangga pun mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih buruk dari Indonesia, seperti Singapura yang minus 12,6 persen dan Malaysia minus 8,4 persen.
“Artinya kondisi kita relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara tersebut,” ujar politisi PDI-P ini.
Arif mengklaim, kondisi Indonesia yang lebih baik ini karena Presiden Joko Widodo melakukan kebijakan yang tepat sejak awal pandemi.
“Karena sejak awal Presiden memberikan arahan untuk melakukan program dan fasilitas yang sifatnya counter cyclical untuk mendorong ekonomi domestik khususnya konsumsi masyarakat, sehingga tidak membuat ekonomi kita terkontraksi lebih dalam lagi,” kata dia.
Arif pun optimistis ekonomi di kuartal III nanti bisa kembali tumbuh positif. Sebab, memasuki pemerintah mulai melonggarkan pembatasan aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
“Di kuartal III kita punya peluang kembali ke level positif setelah bergeraknya lagi aktivitas perekonomian dengan protokol adaptasi kebiasaan baru,” ucap Arif.***kps/mpc/bs