Masyumi Reborn Dinilai Sulit Bertahan, Perlu Ikut Bersihkan Citra Partai Politik

Jakarta(MedanPunya) Pengajar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, partai politik berbasis agama yang baru dideklarasikan, yaitu Masyumi Reborn akan sulit untuk memimpin perolehan suara.

Menurut dia, hal yang cukup bisa dilakukan saat ini oleh partai tersebut adalah bertahan.

Apakah bisa leading atau meredup? Bertahan saja sudah syukur jawabannya,” kata Hendri, Senin (9/11).

Menurut dia, perjuangan Masyumi Reborn akan sulit di tengah pertarungan parpol berbasis agama dengan parpol nasionalis yang lebih meraih suara masyarakat.

Selain itu, ia menilai bahwa citra dan reputasi partai politik itu sendiri, secara umum sudah buruk di mata masyarakat.

Dia menjelaskan, partai politik baru itu akan berpikir untuk membereskan pekerjaan rumah dari partai politik lama yang sudah dianggap tidak bagus oleh masyarakat.

“Jadi kalau pun ada partai-partai baru, maka, mereka pun harus menyelesaikan pekerjaan rumah untuk memperbaiki reputasi dan citra partai politik. Jadi bayangkan, sebelum mereka mendapatkan suara ikut-ikutan terjerumus membereskan pekerjaan rumah partai politik lama tentang reputasi dan citra,” kata dia.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa perjuangan Masyumi Reborn di pertarungan politik akan berat sekali.

Tantangan berikutnya, kata dia, saat ini perebutan suara untuk parpol berbasis agama sudah dimiliki oleh tiga besar partai yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebabnya, ia menilai akan sulit bagi partai politik baru berbasis agama untuk bertarung dalam memperebutkan suara masyarakat.

“Belum lagi ada Partai Gelora. Artinya, dengan partai politik yang sekarang ada yang kuat, seperti PKS, PAN, dan PKB. Sebetulnya, pemilik suara yang menginginkan partai berbasis agama itu sudah cukup,” ucap Hendri.

Sedangkan, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai bahwa kemunculan Masyumi Reborn di perpolitikan Tanah Air tidak akan besar jika masih membawa isu agama.

“Kasus-kasus sebelumnya kan sudah terang bahwa partai-partai Islam ini tidak berkembang karena tidak beranjak isunya dari isu-isu agama,” kata dia.

Menurut dia, yang perlu dikedepankan partai politik baru adalah isu yang memengaruhi langsung kehidupan mereka.

Isu itu pun beragam, dari lingkungan, antikorupsi, hingga ekonomi yang dirasakan semakin sulit.

“Mestinya yang dijual itu adalah isu-isu yang langsung, direct, to the point dengan kebutuhan masyarakat seperti ekonomi, kerusakan lingkungan, anti korupsi, anti dinasti politik dan lain-lain, mestinya itu yang jauh lebih ditonjolkan ketimbang jualan isu agama,” tutur dia.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version