Jakarta(MedanPunya) Polemik yang menyeret nama Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP, Ganjar Pranowo, mencuat ke publik. Kini muncul dugaan yang menyebut Puan sedang unjuk kekuatan politik ke Ganjar.
“Iya mungkin saja Mbak Puan sedang menunjukkan power-nya sebagai tokoh berpengaruh, dan salah satu calon penerus Ibu Mega sebagai caketum DPP PDIP yang akan datang,” kata Direktur Indo Barometer, M Qodari, kepada wartawan, Selasa (25/5).
Kemudian Qodari melihat ada upaya lain yang hendak disampaikan Puan usai mengganjar Ganjar. Dia menyebut ada ketersinggungan dari Puan yang memiliki dapil di Jawa Tengah dengan Ganjar, yang menjadi pimpinan Jawa Tengah.
“Fakta bahwa Mbak Puan itu dapilnya adalah Jawa Tengah, sementara Mas Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah. Ibaratnya Mbak Puan punya ide, gagasan, pemikiran, batasan-batasan, begitu ya, terutama batasan yang kemudian tidak diikuti oleh Mas Ganjar. Jadi terciptalah semacam ketersinggungan,” ucap Qodari.
Ketersinggungan apa yang dimaksud? Qodari memprediksi ada batasan-batasan yang tidak dapat dinegosiasikan antara Puan dan Ganjar.
Qodari kemudian mencontohkan kondisi di mana antarkader bisa menegosiasikan batasan-batasan yang berlaku di PDIP.
“Nah batasan-batasan atau manajemen politik ini yang mungkin dalam konteks di Solo, misalnya, bisa dinegosiasikan dengan baik dengan Pak Jokowi, dengan Pak FX Rudy, sehingga konflik semacam ini tidak terjadi ketika Pak Jokowi atau Pak Rudy menjadi wali kota. Bahkan, termasuk dengan Gibran. Gibran ini anaknya Pak Jokowi, mau maju cawalkot. Ya kalau bicara dari perspektif kepala daerah, penguasa Solo itu Pak Jokowi, Pak Rudy. Tapi dalam kacamata kepartaian, penguasa Solo itu DPP, Mbak Puan,” papar Qodari.
“Nah antara kekuasaan di pusat, kekuasaan kepartaian dengan kekuasaan di tingkat lokal di masyarakat perlu dicari titik temunya. Dalam konteks Puan dengan Jokowi, dengan Rudy, dengan Gibran itu berhasil ketemu, berhasil dinegosiasikan dengan baik. Mungkin negosiasi semacam itu tidak terjadi atau tidak ketemu dengan baik antara Mbak Puan dengan Mas Ganjar-lah,” sambungnya.
Menurut Qodari, konflik ini diperparah karena Ganjar dinilai telah dibantu oleh Puan dan Bambang Wuryanto ketika dulu maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah. Ganjar dinilai seperti kacang lupa kulit.
“Ya kalau pakai bahasa, istilah pepatah, Mas Ganjar dianggap kacang yang lupa kulitnya, atau kalau pakai identitas atau status Mbak Puan itu pedot oyot, putus dengan akar,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tak diundang dalam acara PDIP di Semarang yang dihadiri Puan Maharani pekan lalu, Sabtu (22/5). Dalam acara tersebut, Puan mengungkapkan kriteria calon presiden yang bakal dijagokan PDIP.
“Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di socmed,” kata Puan usai membuka Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhen, Semarang, Sabtu (22/5).
Entah berhubungan atau tidak dengan pidato Puan, berdasarkan data yang didapat, Ganjar disebut menjadi satu-satunya kepala daerah yang memiliki akun YouTube pribadi. Akun YouTube Ganjar disebut telah mengunggah 841 video dengan jumlah 961 ribu subscriber.
Jumlah video yang diunggah di akun YouTube Ganjar jauh lebih banyak jika dibandingkan jumlah video yang diunggah di akun YouTube Pemprov Jateng. Pemprov Jateng memposting 163 video di akun YouTube sejak 22 April 2016.
Tidak diundangnya Ganjar dalam acara PDIP di Semarang merupakan salah satu bentuk teguran dari PDIP. Ganjar disebut terlalu berambisi menjadi capres pada Pemilu 2024.***dtc/mpc/bs