Jakarta(MedanPunya) Presiden Joko Widodo mengingatkan TNI untuk terus bersinergi dengan Polri. Hal itu disampaikan Jokowi saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-75 TNI secara virtual dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/10).
Awalanya, Jokowi menyinggung karakter pejuang yang ada di setiap prajurit TNI.
“Kita bersyukur telah tertanam kuat karakter pejuang dalam diri prajurit TNI. Karakter pejuang ini harus terus melekat dan terlembaga dalam pengabdian prajurit TNI di mana pun berada,” kata Jokowi.
Jokowi menyebutkan, dengan karakter pejuang, maka tiap prajurit TNI selalu siap menjawab panggilan tugas, kapan pun dan di mana pun.
Oleh karena itu, perlu TNI yang profesional, yang benar-benar terdidik dan terlatih, yang terus-menerus meningkatkan kemampuannya agar selalu siap memenuhi panggilan tugas.
Namun, Jokowi juga menegaskan karakter pejuang itu berarti TNI harus selalu siap untuk bersinergi dengan pihak mana pun, termasuk Polri.
“Karakter pejuang yang selalu siap untuk bersinergi, bekerja sama, bahu-membahu dengan berbagai elemen bangsa. Sinergi antar-korps, sinergi antar-matra, sinergi antar-instansi, serta sinergi antar-TNI dan Polri,” kata Jokowi.
Jokowi menekankan, sinergi adalah kunci untuk membangun kekuatan pertahanan yang semakin kokoh dan efektif.
Adapun di HUT ke-75 TNI ini, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyoroti bentrokan antara anggota TNI dan Polri yang masih terus terjadi.
Peneliti Kontras, Rivanlee Anandar menyebut, terdapat 14 peristiwa bentrokan antara anggota TNI dan Polri yang terjadi sejak Oktober 2019 hingga September 2020.
Menurut dia, bentrokan antara anggota TNI dan Polri yang masih terjadi dalam setahun terakhir memberikan dampak buruk bagi situasi keamanan dan pertahanan nasional.
“Yang menjadi perhatian penting ialah bentrokan antara TNI dan polisi yang beberapa kali terjadi. Bahkan terjadi dua kali dalam satu tempat yakni di Polsek Ciracas,” kata Rivan.
“Ini mengindikasikan konflik antara TNI dan Polri dapat memberikan dampak buruk pada situasi keamanan dan pertahanan negara. Yang semestinya kedua institusi tersebut menjdi garda terdepan keamanan dan pertahanan malah bentrok,” ucapnya.***kps/mpc/bs